Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia bakal makin pesat. Sejumlah nama besar di industri otomotif telah menyampaikan komitmennya untuk membenamkan investasi guna menunjang rencana pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai triliunan.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto 26 Juli 2022 lalu di Jepang, Vice Chairman of the Board of Directors of Toyota Motor Corporation, Shigeru Hayakawa menyampaikan, Toyota Motor Company berencana menggelontorkan investasi tambahan sebesar Rp 27,1 triliun di Indonesia.
Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azzam mengatakan, investasi tambahan Rp 27,1 triliun itu akan direalisasikan di sepanjang tahun 2022-2026 untuk sejumlah keperluan, salah satunya untuk pengembangan kendaraan listrik.
“Investasi untuk model-model baru dan termasuk elektrifikasi. Selain itu juga meliputi investasi untuk pengembangan teknologi produk, produksi dan SDM,” ujar Bob saat ditanyai Kontan.co.id perihal rencana investasi Toyota, Kamis (28/7).
Baca Juga: Mitsubishi Motor Corporation Tambah Investasi Rp 10 Triliun di Indonesia
Bob tidak merinci, kendaraan listrik tipe apa yang ingin Toyota kembangkan lewat investasi tambahan ini. Yang terang, dengan investasi tersebut, Toyota berniat ‘mengupgrade’ fasilitas produksinya yang berlokasi di Sunter maupun Karawang untuk memproduksi kendaraan elektrifikasi.
Toyota bukan satu-satunya pabrikan otomotif yang berniat membenamkan investasi jumbo untuk menunjang pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Selain Toyota, ada pula Mitsubishi Motors Corporation (MMC) yang berencana membenamkan investasi hingga Rp 10 triliun di Indonesia pada 2022 hingga 2025 mendatang.
Rencana investasi yang ditujukan untuk mendanai pengembangan pabrik untuk memproduksi mobil listrik ini terungkap saat Airlangga Hartarto bertandang ke Negeri Sakura belum lama ini.
“Sampai saat ini, MMC telah menginvestasikan Rp 11,3 triliun hingga akhir 2021 untuk seluruh pabrik MMC di Indonesia. Targetnya, MMC akan menginvestasikan sekitar Rp 10 triliun mulai 2022 hingga 2025,” jelasnya dalam keterangan resmi.
Menurut rencana, MMC akan fokus memproduksi model mobil jenis xEV yang terdiri dari model Xpander dan Pajero Sport setelah tahun 2023 nanti. Selain itu, MMC juga akan memproduksi dua model kendaraan baru Electric Vehicle (EV) mulai 2024.
Baca Juga: Indonesia Gandeng Korsel Guna Percepat Pengembangan Investasi Hijau Berkelanjutan
Berdasarkan siaran pers yang dirilis oleh Kemenko Perekonomian, CEO Mitsubishi Motors Corporation (MMC), Takao Kato mengemukakan Mitsubishi akan mendiversifikasi produknya dengan mengeluarkan kendaraan dengan jenis Hybrid Electric Vehicle (HEV) atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), serta Battery Electric Vehicle (BEV) untuk mendukung program Pemerintah Indonesia mencapai carbon neutral di 2060 mendatang.
Niatan investasi Toyota dan Mitsubishi bakal menambah daftar pabrikan otomotif yang membenamkan investasinya di industri terkait kendaraan listrik. Sebelumnya, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution Ltd telah memulai pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Karawang New Industry City pada September 2021 lalu.
Dibangun di atas sebidang tanah seluas 330.000 meter persegi, pembangunan pabrik yang diperkirakan akan diselesaikan pada semester pertama tahun 2023, sementara produksi sel baterai secara massal di fasilitas baru ini diharapkan dapat dimulai pada semester awal tahun 2024.
Saat beroperasi secara penuh, fasilitas ini ditargetkan dapat memproduksi 10 GWh sel baterai lithium-ion dengan bahan katoda NCMA (nikel, kobalt, mangan, aluminium) setiap tahunnya. Angka tersebut diproyeksikan cukup untuk memenuhi kebutuhan 150.000 unit BEV.
Baca Juga: Toyota Akan Investasi Mobil Listrik Rp 27 Triliun di Indonesia
Pengamat Otomotif, Bebin Djuana mengatakan, kendaraan listrik kelak bisa menjadi kendaraan pengganti yang digunakan secara massal. Untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik secara massal di Indonesia, terdapat sejumlah yang menurut Bebin perlu menjadi perhatian, salah satunya harga.
Menurut Bebin, idealnya kendaraan listrik memiliki harga di rentang Rp 250 juta - Rp 350 juta agar bisa diserap secara massal oleh pasar. Untuk menekan harga kendaraan listrik tersebut, baterai dan kendaraan listrik menurut Bebin perlu diproduksi di dalam negeri.
Selain faktor harga, faktor ketersediaan stasiun pengisian kendaraan listrik juga perlu menjadi perhatian khusus menurut Bebin.
“Untuk menekan harga EV & baterai harus diproduksi didalam negeri, produksi baterai perlu percepatan, kesiapan tempat charging perlu perhatian khusus karena mobilitas masyarakat yang tinggi,” ujar Bebin kepada Kontan.co.id (28/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News