kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kata Ekonom Celios Soal Menipisnya Stok Beras


Rabu, 16 November 2022 / 21:49 WIB
Kata Ekonom Celios Soal Menipisnya Stok Beras
ILUSTRASI. Buruh angkut memindahkan beras ke dalam gudang penyimpanan di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta,


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stok Beras nasional diprediksi tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional hingga akhir tahun dan dikhawatirkan bisa picu inflasi.

Pasalnya, stok beras yang dimiliki Perum Bulog hingga 13 November 2022 tercatat sebesar 651 ribu ton. Sementara kebutuhan bulanan rumah tangga akan beras mencapai 2,5 juta ton per bulan.

Direktur Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yidhistiea mengatakan, menipisnya stok beras saat ini dikarenakan masalah produksi beras. Pertama, masalah ketersediaan pupuk subsidi yang dinilai kurang atau masih belum tepat sasaran.

Baca Juga: Stok CBP di Bulog Kurang dari Sejuta Ton, NFA: Diutamakan Penyerapan di Dalam Negeri

Mahalnya harga pupuk non subsidi akan membuat petani menurunkan minat menanam tanaman pangan. Dengan kondisi seperti ini jelas akan menurunkan produksi beras dalam negeri dan muaranya terjadi deflasi stok dan kenaikan harga beras tak wajar hingga picu inflasi.

"Disarankan untuk anggaran pupuk subsidi dinaikkan 30-40% untuk memastikan ketersediaan pupuk aman. Dana bisa diambil dari realokasi anggaran yang belum terserap, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan (SILPA)," kata Bhima pada Kontan.co.id, Rabu (16/11).

Selanjutnya untuk meningkatkan gairah tanam petani, menurut Bhima perlu ada peningkatan harga pembelian beras dan gabah oleh Bulog.

Masalah yang cukup klasik soal harga beli Bulog yang dirasa belum mengkompensasi kenaikan biaya produksi, dan operasional (naiknya harga BBM) dari sisi petani. Kenaikan harga pembelian juga bisa mencegah beralihnya petani menanam diluar tanaman padi, karena nilai ekonomi nya lebih tinggi.

Baca Juga: Bulog Tak Yakin Target Cadangan Beras 1,2 Juta Ton Tahun Ini Terpenuhi

Ketiga pemerintah pusat perlu lakukan koordinasi antar pemerintah daerah memastikan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam membantu cadangan beras dan kelancaran distribusi beras di tiap daerah.

"Inisiatif BUMD untuk membeli langsung dari petani dan mendistribusikan langsung ke pasar cukup efektif menjaga stok beras di hilir," terang Bhima. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×