Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah DKI Jakarta Yonathan Pasodung yakin anak buahnya di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Susun Marunda, Maryadi, tak terlibat aksi ilegal mengalihsewakan hunian rusun.
"Saya rasa dia (Maryadi) bagus. Semua kepala UPT juga sudah kerja keras. Jangan dihujat lagi semua Kepala UPT Rusun saya," ujar Yonathan kepada Kompas.com, Kamis (27/2/2014) pagi.
Yonathan mengatakan bahwa tugas menjadi kepala UPT Rusunawa di Jakarta memang berat. Selain harus mengontrol ratusan hunian supaya tepat sasaran penggunaannya, kepala UPT rusun juga harus berhadapan dengan oknum mafia rusun, pihak yang menjadikan hunian tersebut menjadi barang 'obyekan'.
Yonathan mencontohkan di Rusunawa Muara Baru, Jakarta Utara, misalnya. Saking kuatnya lingkaran oknum warga yang mengalihsewakan hunian, baik dirinya atau kepala UPT rusun, kerap bersinggungan dengan oknum-oknum tersebut. Bahkan, tidak jarang mereka nyaris menjadi korban tindakan kekerasan.
"Saya ngalamin sendiri soalnya. Di sana itu berhadapannya sama golok. Sangat rentan sekali," ungkap Yonathan.
Yonathan mengatakan bahwa situasi itu tidak dapat dihindari. Pihaknya akan terus menertibkan oknum-oknum mafia rusun beserta warga yang tidak berhak menempati rusun tersebut. Berdasarkan data yang dihimpunnya, ada 115 hunian di empat rusunawa yang terjadi penyelewengan. Jumlah itu terdiri dari 17 hunian di Rusunawa Marunda, 45 hunian di Pinus Elok, 44 hunian di Cakung Barat dan 5 hunian di rusun Pulogebang. Yonathan mengaku, operasi itu bakal terus dilakukan pihaknya.
Sumber lain Kompas.com menyebut angka yang lebih fantastis, terutama di Rusunawa Marunda. Setidaknya, ada 200 lebih hunian rusunawa yang disewakan ke mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) oleh oknum warga. Penghuni ilegal dibebani uang sewa Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per bulan.
"Terlalu menuduhlah kalau kita bilang, Kepala UPT bekerja sama. Tapi bisa dibilang dia tutup mata. Pura-pura ndak tau. Jadi kayak Gubernur dan wakil gubernur dicurangin bawahan gitu," ujar sumber yang enggan menyebutkan identitasnya.
Modus alih sewa hunian rusun yang terjadi adalah melalui warga rusun yang telah tinggal lama. Ada oknum yang menawarkan ke mahasiswa-mahasiswa tersebut. Tak hanya itu, oknum tersebut juga meminta mahasiswa yang tinggal di rusun mempromosikan rusun kepada teman lainnya agar makin banyak yang menyewa. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News