Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI), dalam Survei Penjualan Eceran (SPE), melaporkan penjualan eceran mengalami kontraksi pada Juli 2017. Hal ini terjadi dengan kembali normalnya pola konsumsi masyarakat pasca-Ramadhan dan Idul Fitri.
BI mencatat, hasil survei penjualan eceran Juli 2017 sebesar 209,9 atau turun 3,3% year on year, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,3% yoy. Penurunan penjualan ritel terjadi baik pada kelompok makanan maupun kelompok non makanan.
Berdasarkan keterangan tertulis BI yang dikutip KONTAN, Senin (11/9), kelompok makanan dan nonmakanan masing-masing turun 0,3% dan 7,8%. Padahal, bulan sebelumnya, masih tumbuh 10,5% dan 0,2%.
Pada kelompok makanan, penurunan terutama terjadi pada penjualan produk makanan jadi dan minuman, Sementara pada kelompok nonmakanan, penurunan penjualan terbesar terjadi pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, terutama produk elektrik (selain audio/video) dan perabot rumah tangga.
Sementara secara bulanan, pertumbuhan penjualan riil periode Juli 2017 tercatat sebesar minus 9,7% mtm lebih rendah dari 8,5% mtm pada Juni lalu. Kontraksi pertumbuhan bulanan ini terbesar terjadi pada kelompik barang sandang yang turun 26,4% .
“Penurutnan penjualan sub kelompok sandang terjadi pada seluruh produk, dengan penurunan terbesar pada penjualan kacamata, perhiasan dan jam, serta alas kaki dan perlengkapannya,” tulis BI.
Adanya kontraksi ini sesuai dengan perkiraan ekonom INDEF Bhima Yudhistira. Ia memprediksi, indeks penjualan riil bulan Juli sampai Agustus masih mengalami penurunan. Sifatnya lebih ke faktor musiman paska Lebaran.
"Hal ini juga sejalan dengan deflasi bulan Agustus sebesar 0,07% yang mengindikasikan dorongan permintaan (demand pull inflation) masih lemah," ujarnya kepada KONTAN, Senin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News