kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi Yakini Hilirisasi dan Teknologi Ciptakan Kendaraan Listrik dengan Harga Kompet


Rabu, 08 Juni 2022 / 15:30 WIB
Jokowi Yakini Hilirisasi dan Teknologi Ciptakan Kendaraan Listrik dengan Harga Kompet
Presiden Joko Widodo secara resmi memulai tahapan pembangunan industri baterai listrik terintegrasi pada Rabu, 8 Juni 2022, di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memiliki rencana besar untuk membangun ekosistem industri kendaraan berbasis listrik di Indonesia secara end to end.

Presiden Joko Widodo mengakui, harga kendaraan listrik saat ini memang terlampau mahal. Hal ini disebabkan 50% harga dari mobil listrik digunakan untuk produksi baterai.

Ia meyakini bahwa ke depannya harga mobil listrik akan makin terjangkau seiring dengan berkembangnya teknologi. Apalagi jika mobilnya dari hulu sampai ke hilir dibangun di Indonesia.

"Kalau nanti ketemu teknologi terbaru, harga baterainya akan makin murah, makin murah, makin murah. Apalagi dibangun di Indonesia, di tempat di mana nikelnya itu ada, kobaltnya ada," kata Jokowi dalam Keterangan Presiden di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (8/6).

Jokowi menuturkan, dengan hilirisasi akan mampu menekan biaya produksi kendaraan listrik. Dengan biaya produksi yang bisa ditekan tentu akan menghasilkan produk yang lebih kompetitif di pasar.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Industri Baterai Listrik Terintegrasi Tahap Kedua

"Sehingga semuanya dikerjakan dari hulu sampai hilir itu akan bisa menekan cost yang paling murah sehingga kompetitif," imbuhnya.

Di sisi industri, hilirisasi juga akan memperluas lapangan pekerjaan. Seperti rencana pembangunan pabrik baterai listrik terintegrasi di Kawasan Indutri Terpadu Batang, diperkirakan mampu menyerap 20.000 tenaga kerja.

Selain itu, hilirisasi industri juga membantu meningkatkan pendapatan negara. Baik itu yang berasal dari pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penghasilan (PPh) karyawan maupun PPh Badan, serta penerapan negara bukan pajak (PNBP).

"Dan juga memperkuat neraca perdagangan kita, meskipun sekarang sudah surplus selama lebih dari 20 bulan. Kita harapkan mampu menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×