kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jokowi Kembali Gaungkan Hilirisasi Industri, Bukan Hanya untuk Komoditas Mineral Saja


Rabu, 16 Agustus 2023 / 11:29 WIB
Jokowi Kembali Gaungkan Hilirisasi Industri, Bukan Hanya untuk Komoditas Mineral Saja
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menggaungkan hilirisasi industri. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/Spt.


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menggaungkan hilirisasi industri. Tak hanya komoditas mineral, tapi Jokowi juga mendorong hilirisasi untuk komoditas non mineral seperti kelapa sawit, rumput laut, kelapa dan komoditas potensial lain. 

Menurut Jokowi, dengan hilirisasi maka akan lebih mengoptimalkan kandungan lokal lewat kemitraan dengan UMKM, petani, nelayan. Sehingga manfaatnya akan lebih terasa bagi rakyat kecil.

"Ini pahit bagi pengekspor bahan mentah, pahit untuk pendapatan negara jangka pendek. Tapi kalau ekosistem terbentuk, pabrik pengolahan beropasi akan berubah pada akhirnya, terutama kesehjahteraan masyarakat," kata Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama  DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI.

Jokowi mencontohkan, salah satu kebijakan hilirisasi yang sukses dilakukan adalah pada komoditas nilel ore. Saat ini menurut Jokowi telah ada 43 industri pengolahan nikel yang mampu membuka peluang kerja besar.

Baca Juga: Jokowi: Indonesia Berpeluang Meraih Posisi Lima Besar Kekuatan Ekonomi Dunia

Menurut Jokowi, bila hilirisasi konsisten dilakukan untuk berbagai komoditas lain, seperti tembaga, bauksit, cpo dan rumput laut dll, maka perkiraan dalam 10 tahun pendapatan per kapita mencapai Rp 153 juta atau US$ 10.900.

Sementara dalam 15 tahun, pendapatan per kapita mencapai Rp 217 juta, atau US$ 15.800. Serta dalam 22 tahun, pendapatan per kapita akan mencapai Rp 331 juta atau US$ 25.000.

Sebagai perbandingan, tahun 2022 pendapatan per kapita sebesar Rp 71 juta. "Artinya dalam 10 tahun lompatannya dua kali lebih. Pondasi sudah dimulai, infrastruktur dan konektivitas naikkan daya saing," ujar Jokowi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×