kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi: Industri gaya hidup punya potensi besar


Rabu, 04 Oktober 2017 / 10:32 WIB
Jokowi: Industri gaya hidup punya potensi besar


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki komoditas yang berhubungan dengan industri gaya hidup atawa lifestyle. Namun belum dikembangkan secara serius. Menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia harus mengambil peluang tersebut. 

Satu bagian penting dari lifestyle industry adalah lifestyle commodity. Menurut Jokowi, kopi, kakao, gula aren, dan lain-lain termasuk dari komoditas tersebut.

“Kopi kita punya, kakao kita punya. Dan pertumbuhan demand untuk kopi dan kakao besar sekali. Kalau mau jadi nomor satu tidak sulit karena lahan kita masih banyak di seluruh Indonesia dari sabang sampai merauke. Kopi di Aceh, Bali, Sulawesi, Papua. Lahannya bisa semuanya dan pertumbuhannya luar biasa,” katanya dalam Rakornas 2017 Kadin , di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10) malam.

Pertumbuhan warung kopi di Indonesia juga cepat dengan permintaannya yang naik sampai 20%. Hal ini sama dengan pertumbuhan warung kopi di dunia. Namun sayang, kualitasnya belum dikerjakan secara serius.

“Peremajaan kopi tidak ada yang kerjakan, sekolah mengenai kopi tidak ada, pasca-panen tidak ada, yang mendidik barista tidak ada. Kecepatan permintaan dengan ketersediaan ini tidak nyambung. Ini peluang besar,” jelasnya.

Adapun komoditas lainnya yaitu kelapa. Sekarang ini, menurut Jokowi, kelapa sangat dicari airnya. Selain itu, ada pula teh, kayu manis, gula aren, pala, dan vanila.

“Permintaanya besar, tapi tidak pernah ini dikerjakan secara besar-besaran. Dulu, pala itu Vietnam belajar ke Indonesia, sekarang mereka lebih besar dari kita,” ucapnya.

Karena potensi yang ada, Jokowi mengatakan bahwa jangan sampai negara tetangga justru yang menggarap dan menjadi pesaing, “Siapa yang duluan dia yang akan dapat. Jadi kita harus memahami lifestyle industry ini apa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×