kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jika Harga Pertalite Naik, Inflasi Diperkirakan Bisa Tembus 8%


Minggu, 21 Agustus 2022 / 14:58 WIB
Jika Harga Pertalite Naik, Inflasi Diperkirakan Bisa Tembus 8%
ILUSTRASI. Warga melakukan pengisian bahan bakar minyak di SPBU Cikini, Jakarta, Selasa (01/03). Mulai 1 Maret 2016, PT Pertamina (Persero) menurunkan harga Bahan Bakar. KONTAN/Fransiskus SImbolon/01/03/2016


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan terkait kepastian penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite. Keputusan tersebut demi merespons anggaran subsidi energi yang kian membengkak.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan, jika harga Pertalite naik maka akan berdampak pada inflasi. Menurutnya inflasi bisa mencapai 6% hingga 7% pada tahun ini.

“Dampak kenaikan BBM subsidi kalau dikerek akan terhadap inflasi akan mencapai di 6%-7% di 2022,” tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Kamis (21/8).

Menurutnya dampak inflasi yang dialami akan bersifat temporer. Namun inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tersebut hanya akan terjadi di satu periode saja. Selain itu, dengan perkiraan inflasi yang tinggi pada tahun ini, Ia malah optimistis ke depan inflasi akan mulai stabil. Sehingga inflasi tahun depan tidak akan setinggi pada tahun ini.

Baca Juga: Harga BBM Pertalite dan Solar Bakal Naik, Begini Tanggapan Anteraja

“Tahun depan harusnya inflasi tidak akan setinggi inflasi tahun ini karena ada high base effect, jadi tahun depan bisa lebih rendah lagi,” jelasnya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Ekonom Indo Premier Sekuritas, Luthfi Ridho juga sepakat kenaikan harga BBM akan turut mengerek inflasi tahun ini menjadi tinggi. Ia memperkirakan inflasi akan ada di level 7%-8% jika harga Pertalite naik.

“Kalau hitungan saya, setiap kenaikan 10% BBM bersubsidi, inflasi naik 1.2%. Jadi inflasi di 2022 bisa 7%-8%,” kata Luthfi.

Luthfi mengatakan, kenaikan harga BBM bisa mempengaruhi sekitar 30% terhadap harga pangan. Ini lantaran kenaikan BBM tersebut bisa mempengaruhi biaya logistik pangan. Adapun menurutnya, dengan perkiraan inflasi yang cukup tinggi tersebut akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Ia memperkirakan konsumsi rumah tangga akan terkontraksi sekitar  0.2% hingga 0.4%.

Meski begitu, karena pemulihan ekonomi tahun ini masih sangat kuat, menurutnya pertumbuhan ekonomi masih bisa di level 5,1%.

Analis Makroekonomi Bank Danamon Indonesia Irman Faiz juga sepakat jika harga Pertailte jadi dinaikkan pemerintah, maka inflasi bisa naik di level 7% hingga 8%. Menurutnya jika Pertalite naik Rp 2.500 per liter, maka akan menyumbang inflasi sekitar 2.44%-2.87% poin.

Baca Juga: Harga BBM Pertalite dan Solar Bakal Naik Pekan Depan

“Sehingga jika dinaikkan sebesar Rp 2.500 per liter  inflasi dapat menuju 6% hingga 8%. BBM itu yang besar selain dampak langsungnya (first round) juga dampak tidak langsungnya (second round)” ujar Faiz.

Hal ini karena BBM telah menjadi bakar utama untuk distribusi maupun logistik dan proses produksi. Selain itu, akan juga berdampak pada konsumsi rumah tangga, meski dampaknya baru akan terada penuh pada awal tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×