Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan melangsungkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22 Januari - 23 Januari 2020. Lantas, bagaimana tanggapan ekonom mengenai hasil RDG BI pada pekan ini?
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah memprediksi BI masih akan menahan suku bunga acuan pada bulan ini di level 5,00%.
Meski diprediksi akan mempertahankan suku bunga, Piter mengungkapkan bahwa BI masih punya ruang untuk melanjutkan pelonggaran suku bunga acuan.
Baca Juga: Pasar menanti hasil RDG Bank Indonesia, IHSG ditutup melemah
Selain itu, Piter pun mengungkapkan alasan BI untuk masih menahan suku bunga acuan adalah agar BI memberikan waktu untuk perbankan untuk merespon penurunan suku bunga acuan yang hingga 100 basis poin di sepanjang tahun 2019 lalu, apalagi dengan melihat penurunan suku bunga kredit yang masih cenderung lambat.
Selain Piter, Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga memprediksi BI masih akan menahan suku bunga acuan di level 5,00%. Meski begitu, Andry masih melihat bahwa masih ada ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,75% untuk mendukung ekspansi ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global di tahun 2020 ini.
"Hanya saja ruangnya masih kecil karena kami melihat defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di tahun 2020 berpotensi melebar menjadi 2,88% dari PDB karena impor yang berpotensi meningkat seiring peningkatan investasi," jelas Andry pada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Sejumlah ekonom proyeksikan BI akan tahan suku bunga acuan, karena pertimbangan ini
Berbeda dengan Piter dan Andry, Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi memprediksi bahwa BI akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada RDG minggu ini.
Hal ini disebabkan oleh inflasi yang masih relatif rendah dan terkendali serta pergerakan nilai tuar rupiah yang masih dalam tren penguatan pada bulan Januari 2020.
"Dengan adanya pemangkasan suku bunga acuan ke level 4,75%, diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan di kisaran 5,0% ini," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News