Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Di tengah kondisi Indonesia yang mengalami perlambatan ekonomi, Japan Credit Rating (JCR) tetap mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil. JCR melihat Indonesia masih mampu bertumbuh dengan ekonomi yang solid.
Dalam siaran persnya yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), Rabu (22/10), JCR melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat dengan ditopang oleh konsumsi masyarakat yang berjumlah 250 juta jiwa. Selain itu, pengelolaan fiskal dan sistem perbankan Indonesia sehat serta mempunyai ketahanan dalam melawan guncangan eksternal.
JCR memberi beberapa risiko yang bakal mempengaruhi peringkat rating Indonesia, yaitu ketergantungan terus menerus pada pendapatan yang bersumber pada sumber daya alam, defisit transaksi berjalan yang kuat, gejolak aliran investasi portofolio, belanja fiskal yang membengkak akibat subsidi minyak, infrastruktur yang tidak memadai, dan sistem keuangan yang belum berkembang yang menghambat ekonomi.
Menurut JCR, kondisi fiskal ke depan dipengaruhi subsidi minyak yang yang mengambil porsi 19% dari total pengeluaran anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014. "Ini membatasi belanja pembangunan infrastruktur yang penting untuk pertumbuhan," tulis JCR dalam siaran persnya, Rabu (22/10).
Asal tahu saja, anggaran subsidi BBM dalam APBN-P 2014 mencapai Rp 246,49 triliun. Anggaran subsidi energi secara keseluruhan sebesar Rp 350,3 triliun.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjukkan secara substansial akan mengurangi subsidi bahan bakar dan mempercepat pembangunan infrastruktur. Meskipun dalam hal ini, JCR melihat adanya basis politik yang tidak solid di mana partai yang berkuasa hanya menempati 37% kursi parlemen.
JCR mengakui akan terus memantau bagaimana pemerintahan baru bisa menerapkan berbagai kebijakan yang sangat penting bagi Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah panjang. JCR sebelumnya telah melakukan afirmasi atas Sovereign Credit Rating Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil pada 13 November 2012 lalu.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan peringkat dari JCR merupakan pengakuan atas komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas perekonomian di tengah ketidakpatian ekonomi global. BI menyadari sepenuhnya hal yang menjadi perhatian dan akan terus menindaklanjuti dengan respon kebijakan yang sejauh ini telah memberikan hasil positif.
"Ke depan, Bank Indonesia bersama pemerintah akan terus melanjutkan komitmen dalam menjaga kestabilan ekonomi Indonesia," ujar Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News