Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun target penerimaan perpajakan mencapai Rp 1.489 triliun, naik 30,23% dibanding pencapaian tahun lalu Rp 1.143,3 triliun. Namun, meskipun punya target besar, sejauh ini kinerja kantor pajak belum istimewa. Tanpa gebrakan baru, besar kemungkinan pemerintah akan gagal mencapai target perpajakan seperti tahun-tahun lalu.
Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, penerimaan pajak pada Januari 2015 hanya Rp 69 triliun, meleset dari target sebesar Rp 76 triliun. Direktur Jenderal Pajak Sigit Priadi Pramudito beralasan, penerimaan perpajakan pada awal tahun memang selalu rendah dibandingkan bulan selanjutnya. Soalnya, kegiatan perekonomian masih berjalan lambat.
Selain itu, kegagalan pencapaian target karena belum adanya penguatan, baik dari sisi sumber daya maupun teknologi informasi. Strategi extra effort yang jadi terobosan Ditjen Pajak tahun ini belum berjalan. "Bulan selanjutnya, dengan strategi baru, penerimaan akan semakin besar, sehingga target bisa tercapai," kata Sigit, Jumat lalu (13/2).
Ditjen Pajak telah menyiapkan enam strategi demi menggenjot penerimaan pajak tahun ini. Pertama, memperbaiki regulasi yang memperluas basis pajak, maupun untuk mendukung penegakan hukum. Kedua, melakukan penagihan aktif melalui blokir rekening, penyitaan aset, pencegahan ke luar negeri, hingga sandera badan (gijzeling).
Ketiga, ekstensifikasi melalui kegiatan operasi pasar oleh Kanwil Ditjen Pajak di seluruh Indonesia demi mencari wajib pajak yang belum terdaftar. Keempat, membenahi administrasi dan pengawasan berbasis informasi dan teknologi. Misalnya menerapkan e-tax invoice secara menyeluruh, memperbaiki basis data digitalisasi SPT, cash register dan Electronic Data Capturing, pengawasan wajib pajak berbasis risiko.
Kelima, penguatan fungsi Center for Tax Analysis. Terakhir, menerapkan tax clearance atas kegiatan pelayanan publik dan kegiatan ekonomi lainnya.
Pengamat Perpajakan dari Universitas Indonesia Darussalam mengakui, di awal tahun kegiatan bisnis umumnya belum semarak. Penerimaan pajak baru akan berjalan efektif mulai Februari.
Namun, Darussalam mengingatkan, target penerimaan pajak tahun ini sangat berat. Ditambah lagi adanya transisi kepemimpinan Ditjen Pajak tahun ini. Tentu dirjen pajak yang baru membutuhkan strategi dan ketegasan untuk mengejar target penerimaan.
Enam strategi di atas dan sikap tegas diyakini tak langsung efektif menggenjot penerimaan pajak. Darussalam memperkirakan, di bawah komando baru, Ditjen Pajak akan efektif di tahun ketiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News