Reporter: Fahriyadi | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk Ibukota. Solusi krisis air bersih ini adalah dengan membangun instalasi pengolah air (IPA) di daerah Bekasi dan Karawang, Jawa Barat.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menugasi Perum Jasa Tirta (PJT) II untuk menggarap dua proyek air bersih tersebut. Untuk tahap pertama, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 1,6 triliun
Direktur Utama PJT II Herman Idrus mengatakan, pembangunan IPA tahap satu ditargetkan rampung 2015 mendatang. "Tender proyek ini sudah disiapkan dan diharapkan awal 2014, pembangunan sudah bisa dimulai," katanya, Rabu (8/5).
Menurut Herman, untuk pendistribusian air PJT II akan bermitra dengan swasta atau badan usaha miliki daerah (BUMD) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Airnya nanti akan dijual ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Jakarta dan Jawa Barat dengan harga sekitar Rp 2.700 per meter kubik," ungkapnya.
Herman optimistis suplai air baku dari Bendungan Jatiluhur itu bisa mengurangi krisis air bersih di Jakarta. Kelak, setelah IPA baru beroperasi, suplai air bersih ke Jakarta akan meningkat sekitar 5 meter kubik per detik. Masing-masing IPA di Bekasi mampu menghasilkan 4,5 meter kubik per detik dan di Karawang 0,5 meter kubik per detik.
Sebagai catatan, saat ini suplai air baku ke Jakarta masih sekitar 16,5 meter kubik. Dengan penambahan tersebut, nantinya suplai ke Ibukota akan menjadi 21,5 meter kubik per detik di 2015.
Herman menambahkan, proyek IPA tahap I ini akan dilanjutkan dengan pembangunan tahap II dengan kapasitas 10 meter kubik per detik. Ditargetkan pembangunan tahap II ini rampung pada 2017 dengan perkiraan dana investasi sebesar Rp 2,1 triliun.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menyebutkan, peningkatan pasokan air bersih ke Jakarta harus segera direalisasikan. Makanya, Pemprov DKI akan segera mengalokasikan dana untuk tambahan pasokan air bersih dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) perubahan tahun 2013.
Sebab, dalam APBD DKI Jakarta 2013, mantan Walikota Solo itu bilang belum ada alokasi anggarannya. "Penambahan sekitar 5 meter kubik per detik adalah porsi ideal dari jumlah sekitar 18 meter kubik per detik saat ini," ujar pria yang menjadi favorit survei calon presiden 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News