kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.874   77,00   0,48%
  • IDX 7.155   -6,65   -0,09%
  • KOMPAS100 1.094   -0,34   -0,03%
  • LQ45 869   -2,96   -0,34%
  • ISSI 217   0,62   0,29%
  • IDX30 444   -2,44   -0,55%
  • IDXHIDIV20 536   -3,97   -0,73%
  • IDX80 126   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 135   -1,06   -0,78%
  • IDXQ30 148   -1,10   -0,74%

Investasi yang Masuk pada 2022 Masih Didominasi Sektor Padat Modal, Ini Kata Bahlil


Selasa, 24 Januari 2023 / 19:54 WIB
Investasi yang Masuk pada 2022 Masih Didominasi Sektor Padat Modal, Ini Kata Bahlil
ILUSTRASI. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berjalan usai mengikuti sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Investasi yang Masuk pada 2022 Masih Didominasi Sektor Padat Modal, Ini Kata Bahlil.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp 1.207,2 triliun. Realisasi itu mencapai 100,61% dari target investasi tahun 2022 yang sebesar Rp 1.200 triliun.

Meski begitu, dari realisasi investasi tersebut, serapan padat modal masih mendominasi. BKPM mencatat, secara sektoral, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya masih menguasai investasi dengan nilai sebesar Rp 171,2 triliun.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa hilirisasi menjadi arah kebijakan Indonesia di skala prioritas. Untuk itu, adanya hilirisasi pasti berkaitan juga dengan padat teknologi untuk meningkatkan produktivitas.

Baca Juga: Realisasi Investasi Sepanjang 2022 Naik 34% Menjadi Rp 1.207 Triliun

"Konsekuensinya adalah pasti tidak banyak atau tidak maksimal dengan karyawan, karena dia padat teknologi, mesin dan segala macam. Ini antara pilihan kita maju padat karya tapi lambat kita maju atau kita memakai teknologi untuk cepat kita maju," ujar Bahlil saat menjawab pertanyaan Kontan, Selasa (24/1).

Bahlil menegaskan, memang investasi bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Hanya saja, Indonesia tidak akan bisa menjadi negara maju jika terus memakai cara investasi dengan gaya lama.

"Yang namanya tambang mana bisa kita pakai padat karya. Kalau bangun gedung oke, bawa truk oke, bawa alat oke, begitu ke industrinya itu sudah remote aja. Jadi untuk hilirisasi ini adalah perpaduan antara tenaga kerja yang tinggi dengan memakai teknologi dan padat karya," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×