Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Pemerintah menyatakan, akan menghitung ulang investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Luhut Pandjaitan, Menko Kemaritiman mengatakan, perhitungan akan dilakukan dalam seminggu ini.
Salah satu yang dihitung adalah mengenai pengembalian investasi proyek yang diharapkan bisa didapat dari pengembangan transit oriented development (TOD). "Mengenai TOD ini, akan dicari berapa angkanya, karena itu yang bisa menutup investasi proyek tersebut," kata Luhut di Kompleks Istana Negara, Rabu (26/7).
Permasalahan mengenai pengembalian investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengemuka dalam rapat terbatas tentang Perkembangan Pembangunan Proyek Kereta Cepat di Kantor Presiden, Selasa (25/7). Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang menjadi salah satu menteri peserta rapat mengatakan, Presiden Jokowi meminta skema investasi proyek tersebut didetailkan.
Perintah ini dikeluarkan karena Jokowi menilai skema investasi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ada yang belum jelas. Ketidakjelasan ini didasarkan pada pengembalian investasi proyek senilai US$ 5,5 miliar.
Dalam skema yang ada sekarang, pengembalian investasi tersebut diharapkan bisa didapat dari pengembangan TOD. Pengembalian investasi tersebut bisa didapat dalam waktu empat tahun.
Basuki mengatakan, perhitungan tersebut terlalu cepat. Menurutnya, dengan pengembangan TOD, keuntungan itu baru bisa didapat setelah 10 atau 15 tahun operasi. "Itu belum terjawab, kalau MRT dulu kan jelas, kalau ada kerugian nanti ditutup dari ERP, kalau ini dari TOD. TOD hitungannya bagaimana," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News