kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.405   -31,00   -0,19%
  • IDX 7.172   30,54   0,43%
  • KOMPAS100 1.044   3,16   0,30%
  • LQ45 813   1,58   0,19%
  • ISSI 225   0,08   0,04%
  • IDX30 425   1,08   0,25%
  • IDXHIDIV20 510   -0,54   -0,11%
  • IDX80 117   0,01   0,01%
  • IDXV30 121   -0,61   -0,50%
  • IDXQ30 140   0,12   0,08%

Investasi kereta Jakarta-Bandung dihitung ulang


Rabu, 26 Juli 2017 / 19:13 WIB
Investasi kereta Jakarta-Bandung dihitung ulang


Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Pemerintah menyatakan, akan menghitung ulang investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Luhut Pandjaitan, Menko Kemaritiman mengatakan, perhitungan akan dilakukan dalam seminggu ini.

Salah satu yang dihitung adalah mengenai pengembalian investasi proyek yang diharapkan bisa didapat dari pengembangan transit oriented development (TOD). "Mengenai TOD ini, akan dicari berapa angkanya, karena itu yang bisa menutup investasi proyek tersebut," kata Luhut di Kompleks Istana Negara, Rabu (26/7).

Permasalahan mengenai pengembalian investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengemuka dalam rapat terbatas tentang Perkembangan Pembangunan Proyek Kereta Cepat di Kantor Presiden, Selasa (25/7). Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang menjadi salah satu menteri peserta rapat mengatakan, Presiden Jokowi meminta skema investasi proyek tersebut didetailkan.

Perintah ini dikeluarkan karena Jokowi menilai skema investasi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ada yang belum jelas. Ketidakjelasan ini didasarkan pada pengembalian investasi proyek senilai US$ 5,5 miliar.

Dalam skema yang ada sekarang, pengembalian investasi tersebut diharapkan bisa didapat dari pengembangan TOD. Pengembalian investasi tersebut bisa didapat dalam waktu empat tahun.

Basuki mengatakan, perhitungan tersebut terlalu cepat. Menurutnya, dengan pengembangan TOD, keuntungan itu baru bisa didapat setelah 10 atau 15 tahun operasi. "Itu belum terjawab, kalau MRT dulu kan jelas, kalau ada kerugian nanti ditutup dari ERP, kalau ini dari TOD. TOD hitungannya bagaimana," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×