Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pertumbuhan realisasi belanja modal pemerintah di kuartal kedua tahun ini melambat dibandingkan kuartal pertama 2017. Padahal, belanja modal merupakan salah satu penyumbang pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional.
Data Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi belanja modal pemerintah sepanjang semester pertama tahun ini sebesar Rp 47,5 triliun atau 24,4% dari pagu dalam APBN, meski tumbuh 6,98% year on year (YoY).
Kemkeu sebelumnya juga mencatat realisasi belanja modal kuartal pertama 2017 sebesar Rp 11,8 triliun. Dengan demikian, realisasi pada kuartal kedua sebesar Rp 35,7 triliun atau hanya tumbuh 4,39% YoY. Capaian itu jauh lebih lambat dibanding pertumbuhan realisasi kuartal pertama 2017 yang mencapai 15,69% YoY.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, meski laju penyerapan belanja modal pemerintah cenderung melambat, investasi bangunan cenderung membaik. Hal tersebut, tercermin dari penjualan semen yang April-Mei 2017 tumbuh 12,3% YoY, lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal pertama 2017 0,5% YoY.
Selain itu investasi non-bangunan juga membaik tercermin dari perbaikan impor suku cadang dan perlengkapan baik barang modal atau alat angkutan serta masih stabilnya penjualan alat berat.
"Namun demikian, pemerintah perlu menyelesaikan beberapa permasalahan yang masih menghambat realisasi investasi di sektor riil misalkan yang terkait pembebasan lahan, kurang sinkronisasi antara peraturan pemerintah pusat dan daerah karena masih banyak perda-perda yang justru menghambat investasi," kata Josua kepada KONTAN, Senin (10/7) kemarin.
Josua memperkirakan, PMTB kuartal kedua 2017 bisa mencapai 4,8-5%, sedikit lebih tinggi dari kuartal pertama yang sebesar 4,81% YoY. Perbaikan PMTB tersebut mengindikasikan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2017 relatif meningkat dari kuartal pertama, yaitu bisa mencapai 5,1%.
Meski begitu, Josua juga berharap pola penyerapan belanja pemerintah lebih baik di semester kedua tahun ini. Dengan demikian, PMTB akan lebih membaik pada semester kedua tahun ini.
"Apalagi pemerintah pun segera mengeluarkan paket kebijakan yang terkait negative list investment, yang diharapkan dapat menjadi insentif bagi para investor mengingat momentum bagi investasi sangat baik. Apalagi setelah S&P upgrade," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News