kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.859   16,00   0,10%
  • IDX 7.119   -81,57   -1,13%
  • KOMPAS100 1.087   -14,86   -1,35%
  • LQ45 860   -13,25   -1,52%
  • ISSI 217   -2,44   -1,11%
  • IDX30 441   -6,80   -1,52%
  • IDXHIDIV20 529   -9,91   -1,84%
  • IDX80 125   -1,67   -1,32%
  • IDXV30 127   -4,40   -3,34%
  • IDXQ30 146   -2,31   -1,56%

Inovasi, agar terlepas dari middle income trap


Rabu, 27 September 2017 / 13:55 WIB
Inovasi, agar terlepas dari middle income trap


Reporter: Choirun Nisa | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Dalam laporan Global Innovation Index yang terbit tahun 2017, peringkat inovasi Indonesia berada di posisi 87 dari total 127 negara. Tingkat invomasi kita juga hanya naik 1 peringkat dibanding tahun lalu. 

Dibanding negara ASEAN, Indonesia juga masih tertinggal. Malaysia di peringkat 37 dan Vietnam di ranking 47.

Menanggapi hal ini, ekonom INDEF Berly Martawardaya mengatakan, inovasi merupakan salah satu kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan lepas dari jebakan kelas menengah (middle income trap). Ia berpendapat, tingkat inovasi Indonesia yang rendah tidak terlepas dari beberapa faktor.

"Ada regulasi yang belum sepenuhnya mendukung, level pendidikan yang masih rendah, serta anggaran riset yang relatif kecil. Dalam hal regulasi misalnya, aturan soal paten cukup lemah. Persoalan paten sangat mendesak karena ranking Indonesia dalam jumlah paten terdaftar berada diurutan ke 103 dari 127 negara alias salah satu negara yang sedikit kontribusinya terhadap inovasi di dunia," ujar Berly ketika ditemui di Hotel Akmani, Jakarta pada Rabu (27/9).

Berly menuturkan, perlu adanya perbaikan regulasi dan pemberian insentif pada para inventor atau penemu. Ia mencontohkan, insentif bisa berupa pemotongan pajak pada perusahaan yang inovatif baik melalui tax allowance, tax deduction on research expenditure, dan tax holiday atau skema insentif non-fiskal lain termasuk mempermudah prosedur dan biaya pendaftaran paten.

"Prosedur paten perlu dipermudah dan dipercepat. Jika proses pengajuan paten masih lama dan mahal maka perusahaan di sektor hi-tech akan berfikir sekian kali sebelum investasi di Indonesia,” kata Berly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×