kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.259   -59,00   -0,36%
  • IDX 7.054   -12,11   -0,17%
  • KOMPAS100 1.055   -0,46   -0,04%
  • LQ45 829   -1,47   -0,18%
  • ISSI 215   -0,04   -0,02%
  • IDX30 424   -0,29   -0,07%
  • IDXHIDIV20 514   0,80   0,15%
  • IDX80 120   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   0,30   0,21%

Ini tiga skenario subsidi tetap BBM


Senin, 22 Desember 2014 / 18:30 WIB
Ini tiga skenario subsidi tetap BBM
ILUSTRASI. Sustainability Report Bayan Resources Tbk (BYAN) Tahun 20220


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri perencanaan pembangunan nasional (PPN)/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago mengaku pihaknya sudah memasukkan rencana pemberlakuan subsidi tetap, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015.

Bahkan Bappenas sudah menyiapkan tiga skenario nilai subsidi yang akan dianggarkan. Jumlah subsidi yang akan diberikan berdasarkan skenario Bappenas itu diantaranya adalah pertama, subsidi sebesar Rp 2.000 per liter, Rp 1.500 per liter, dan Rp 1.000 per liter.

Andrinof juga bilang, karena rencana pemberlakuan subsidi tetap itu berasal dari internal pemerintah, maka sudah hampir pasti akan direalisasikan. "Subsidi itu nantinya tipis, bentuknya tetap atau floating," ujar Andrinof, Senin (22/12) di kantor Wakil Presiden.

Meski belum ditetapkan opsi mana yang akan digunakan, Andrinof mengaku pemerintah sudah mematok total belanja subsidi untuk BBM. Menurutnya, diperkirakan nilai subsidi yang akan dianggarkan sekitar Rp 70 triliun saja.

Angka itu muncul setelah dilakukan pengalihan subsidi sebesar Rp 260 triliun. Subsidi BBM itu akan dialihkan untuk subsidi yang lain, yang akan dinikmati langsung oleh golongan masyarakat menengah ke bawah. Seperti yang dijanjikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya.

Pada bulan November 2014 lalu, Jokowi memang telah menaikkan harga BBM bersubsidi baik jenis premium dan solar sebesar Rp 2.000 per liter. Kenaikan itu dilakukan untuk mengurangi beban fiskal yang tinggi karena subsidi BBM, yang dinilai tidak mendorong pertumbuhan ekonomi lebih produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×