kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,03   -19,46   -2.11%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini hasil pertemuan menteri ekonomi ASEAN dan Jepang yang berlangsung di Thailand


Minggu, 08 September 2019 / 16:17 WIB
Ini hasil pertemuan menteri ekonomi ASEAN dan Jepang yang berlangsung di Thailand
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersama para Menteri Ekonomi ASEAN lainnya melakukan Pertemuan ke-24 para Menteri Ekonomi ASEAN dan Jepang (The 24th AEM-METI Consultations) untuk membahas berbagai upaya peningkatan kerja sama ekonomi kedua pihak. Pertemuan berlangsung di Bangkok, Thailand, Sabtu (7/9). 

Kegiatan ini merupakan rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) ke-51 yang berlangsung pada 6—10 September 2019.

"Pertemuan bertujuan membahas berbagai upaya peningkatan kerja sama ekonomi ASEAN dan Jepang. Saat ini, Jepang merupakan mitra dagang terbesar ketiga dan sumber investasi asing terbesar kedua bagi ASEAN,” ujar Mendag dalam siaran persnya, Minggu (8/9).

Baca Juga: Bisnis wisata di Asia Tenggara terimbas pelemahan ekonomi China

Salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan tersebut, yaitu perkembangan implementasi Persetujuan ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP). Para Menteri menyambut baik penandatanganan The First Protocol to Amend AJCEP Agreement pada 24 April 2019 lalu, yang menggabungkan berbagai elemen perdagangan jasa dan investasi ke dalam Persetujuan AJCEP. 

Para Menteri berkomitmen segera menyelesaikan proses ratifikasi persetujuan tersebut. Mendag menambahkan, dalam pertemuan ini juga disampaikan laporan berbagai proyek kerja sama ekonomi antara ASEAN dan Jepang yang turut melibatkan sektor swasta seperti The Federation of Japanese Chambers of Commerce and Industry in ASEAN (FJCCIA), ASEAN-Japan Innovation Network (AJIN), dan AEM-METI Economic and Industrial Cooperation Committee (AMEICC).

Fokus utama berbagai kerja sama ekonomi tersebut adalah dalam rangka pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 (4th Industrial Revolution/4IR). Jepang mengusulkan dibentuknya ASEAN-Japan 4IR Dialogue yang berfungsi sebagai wadah diskusi kebijakan terkait 4IR serta tempat bertukar informasi dan pengalaman antara pemerintah dan pelaku usaha. 

Baca Juga: Uni Eropa: Aksi balasan Indonesia atas biodiesel melanggar aturan WTO

Usulan tersebut untuk menjalankan The 4IR Initiative yang digagas pada Pertemuan AEM-METI tahun lalu. Jepang juga menawarkan berbagai proyek kerja sama ekonomi yang sangat positif bagi ASEAN, khususnya dalam menghadapi perkembangan kemajuan teknologi digital di era revolusi industri 4.0.

Sebagai negara yang kuat di sektor usaha kecil menengah (UKM), salah satunya Jepang menawarkan kerja sama bagi UKM di ASEAN untuk bisa merambah industri 4.0. "Transfer teknologi dan pengembangan kapasitas SDM adalah dua hal yang ditekankan Jepang dalam kerja sama tersebut," imbuh Mendag.

Menurut Mendag, berbagai peluang tersebut harus bisa dimanfaatkan. "Kita harus bisa memanfaatkan peluang ini dan menyinergikan proyek-proyek tersebut dengan inisiatif yang juga dikembangkan di ASEAN, yaitu The ASEAN Action Plan on Digital Integration 2019—2025,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×