Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan surplus US$ 227 juta, didapatkan dari surplus non-migas sebesar US$ 1,30 miliar. Tercatat nilai ekspor September 2018 capai US$ 14,83 miliar.
Disokong dari ekspor non-migas senilai US$ 13,62 miliar. Angka ekspor non-migas tersebut turun 5,67% dibanding Agustus 2018, sementara bila dibandingkan September 2017 naik 3,78%.
Berikut sepuluh komoditas utama andalan Indonesia dalam mengekspor non-migas yang sebabkan neraca dagang surplus.
"Nomor satu sampai tiga masih dipegang batubara dan CPO," ungkap Anggoro Dwitjahyono, Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) kepada Kontan.co.id, Selasa (16/10).
Peringkat satu masih dipegang oleh bahan bakar mineral dengan capaian US$ 1,96 miliar naik tipis 0,10% dari bulan Agustus. Perannya 15,07% dari total ekspor non-migas.
Peringkat dua disabet oleh golongan barang Lemak & minyak hewan/nabati dengan nilai US$ 1,80 miliar, turun 1,34% dari Agustus 2018 yang tercatat US$ 1,83 miliar. Perannya terhadap total ekspor non-migas sebesar 12,48%
Sedangkan peringkat tiga diduduki mesin/peralatan listrik sebesar US$ 757,2 juta, turun 11,48% dari Agustus yang tercatat US$ 855,4 juta. Perannya sebesar 5,38% dari total ekspor non-migas.
Selanjutnya secara berturut-turut mengandalkan ekspor non-migas golongan barang kendaraan dan bagiannya US$ 652,6 juta dengan peran 4,50%, Karet dan Barang dari Karet US$ 537,8 juta perannya 4,04%, mesin-mesin/Pesawat Mekanik US$ 462,1 juta dengan peran 3,53%.
Selanjutnya Bijih, Kerak, dan Abu logam sebesar US$ 474,3 juta dengan peran 3,49%, Perhiasan/Permata sebesar US$ 357,7 juta dengan peran 3,47%, diikuti Besi dan Baja senilai US$ 526,4 juta perannya 3,39%. Terakhir golongan Berbagai Produk Kimia sebesar US$ 419,7 juta dengan peran 3,13%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News