kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi harga pangan dijaga di bawah 5%


Kamis, 04 Agustus 2016 / 10:32 WIB
Inflasi harga pangan dijaga di bawah 5%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Meski baru saja merancang proyeksi makro 2017 melalui RAPBN 2017, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sudah memasang target inflasi rendah pada 2018. Otoritas fiskal dan moneter ini percaya sepanjang 2018, inflasi terkendali di angka 3,5%. Untuk itu pemerintah dan BI akan menjaga gejolak harga pangan (volatile food) tahun ini di bawah level 5%. 

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, gejolak harga pangan datang dari berbagai sumber. Tak hanya dari harga komoditas global, juga kondisi domestik seperti produksi, distribusi, dan cuaca. Selain itu  informasi juga bisa mempengaruhi harga pangan.

Menurutnya saat ini inflasi dari harga yang diatur pemerintah (administered prices) cukup terkendali. Namun untuk mengendalikan inflasi umum hingga dua tahun ke depan, inflasi pangan dan inflasi inti harus dijaga. 

Inflasi pangan pada 2015 sudah berada di bawah angka 5%, yaitu 4,89%. Namun Juda memproyeksi, inflasi bahan pangan tahun ini meningkat, lebih tinggi dibanding tahun lalu. "Inflasi volatile food tahun ini sedikit di atas 5%," katanya, Rabu (3/8).

Ini terjadi seiring disparitas harga pangan di daerah-daerah cukup tinggi. Hal tersebut terkonfirmasi dari inflasi perdesaan yang dicatatkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli 2016 sebesar 0,74%, lebih tinggi dibanding nasional periode yang sama 0,69%.

Guna memperkecil disparitas harga itu, BI dan Pemerintah akan meluncurkan aplikasi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Aplikasi ini menyediakan daftar harga pangan di tingkat produsen di setiap daerah.  Aplikasi juga menyediakan daftar jumlah produksi pangan di sentra-sentra produksi serta produksi pangan secara keseluruhan. Dengan aplikasi ini, pimpinan daerah bisa bertukar informasi saat ada kenaikan harga pangan.

"Tujuannya untuk mengurangi informasi yang asimetris antara pedagang dan para pelaku di pasar komoditas," katanya.  Tahun ini, BI yakin inflasi sesuai target 4% plus minus 1%. 

Ekonom Kenta Institute Eric Sugandy bilang, untuk menjaga inflasi pangan di bawah 5%, pemerintah harus memperbaiki logistik dengan melibatkan peran aktif Bulog. Selain membangun infrastruktur transportasi, produksi pangan harus ditingkatkan. "Rencanakan impor dengan baik dan tepat waktu untuk pangan yang suplai domestiknya tidak bisa penuhi permintaan," kata Eric. Selain itu  nilai tukar rupiah harus dijaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×