kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Indonesia - Malaysia gunakan ASEAN tangkal diskriminasi sawit oleh Uni Eropa


Selasa, 27 Agustus 2019 / 22:10 WIB
Indonesia - Malaysia gunakan ASEAN tangkal diskriminasi sawit oleh Uni Eropa
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo bersama Raja Malaysia berkeliling Kebun Raya Bogor


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Pemerintah Indonesia dan Malaysia mencari cara melawan diskriminasi sawit dari Uni Eropa (UE). Salah satunya melalui jalur Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN).

"Jadi diskriminasi sawit tidak hanya concern Indonesia dan Malaysia, tetapi juga jadi concern ASEAN," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Raja Malaysia Al- Sultan Abdullah Ri’ayatauddin Al Mustafa Billah Shah, Selasa (27/8).

Baca Juga: Malaysia Ingin Barter CPO dengan Pesawat Tempur dan Kapal Perang

Adanya ASEAN akan semakin menguatkan posisi Indonesia dan Malaysia. Kedua negara produsen tersebut selama ini berjalan masing-masing dalam menghadapi diskriminasi dari UE.

Perlawanan bersama ASEAN juga dilakukan melalui kelompok kerja. Saat ini ASEAN dengan UE tengah membentuk kelompok kerja untuk minyak sawit.

"Sebelum working group, saya minta kedua belah pihak menentukan mau bekerja mengarah ke mana," terang Retno.

Working group tersebut tidak akan berjalan bila tidak ada kesepakatan. Retno bilang tidak akan menjalankan working group karena khawatir terdapat perbedaan agenda di tengah jalan.

Baca Juga: Tarif Impor CPO Malaysia ke India direkomendasikan Naik 5%

Selain itu menteri peningkatan serapan dalam negeri pun perlu terus dilakukan. Hal itu agar harga sawit dapat terjaga dengan baik karena permintaan tetap tinggi.

Asal tahu saja, saat Indonesia telah menerapkan biodiesel 20% (B20) yang akan ditingkatkan menjadi B30. Sementara Malaysia masih pada penerapan B10.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×