Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta pemerintah segera melakukan langkah-langkah pemadaman dan penanganan asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
"Hampir setiap tahun terjadi kebakaran dan lahan (karhutla) yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar, namun juga ke negeri jiran," kata Ketum PBNU Said Aqil Siroj dalam pernyataan resmi, Senin (16/9).
Baca Juga: Polisi: Sudah 185 orang dan 4 korporasi jadi tersangka karhutla
Sepanjang Januari-15 September 2019 telah terjadi kebakaran seluas 328 ribu di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut mencapai 64% dari luas karhutla sepanjang tahun lalu. Adapun karhutla tahun ini terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Riau, dan Kalimantan.
Mencermati kondisi tersebut, Said Aqil menyampaikan PBNU menegaskan, pemerintah harus melakukan law enforcement atau penegakan hukum serta mengusut tuntas akar penyebab serta aktor di balik kebakaran hutan yang terjadi.
Selanjutnya, harus ada langkah-langkah pemadaman dan penanggulangan yang efektif dan sistematis, termasuk penanggulangan dampak kebakaran yang menyasar warga dan juga dampak lingkungan dan ekosistem.
Baca Juga: Industri penerbangan ikut terkepung asap karhutla
"Selanjutnya, sehubungan dengan bencana asap serta kekeringan akibat kelangkaan hujan di berbagai daerah serta untuk memohon pengampunan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan ini PBNU menginstruksikan pengurus dan warga NU untuk menyelenggarakan Shalat Istisqa," katanya.
Said menuturkan pelaksanaan Shalat Istisqo untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT untuk segera diturunkan hujan agar kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan segera berakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News