Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia
BEIJING. Indonesia dan China, Senin petang (26/1) menggelar dialog ekonomi tingkat tinggi untuk kali pertama, guna memantapkan kerja sama ekonomi kedua negara di masa mendatang.
"Indonesia dan Tiongkok memiliki hubungan yang sudah sangat lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka, dan kini kedua negara telah menjalin kemitraan strategis komprehensif," kata Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Sofyan Djalil yang memimpin delegasi Indonesia pada pembukaan dialog di Beijing.
Indonesia dan China, lanjut dia, memiliki awal hubungan perdagangan yang semakin berkembang. "Hubungan dan kerja sama yang telah berjalan baik itu, hendaknya makin diperkuat di masa mendatang, untuk kepentingan yang lebih besar bagi masyarakat kedua bangsa," tutur Sofyan.
Sementara itu Dewan Negara Tiongkok Yang Jiechi, yang memimpin delegasi Tiongkok, mengatakan kesepakatan kedua negara untuk membangun kerja sama ekonomi yang semakin kokoh, tercipta saat kunjungan Presiden Jokowi Widodo bertemu dengan Presiden Xi Jinping, di sela-sela pertemuan Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2014.
"Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara besar, dengan pertumbuhan ekonomi positif dengan jumlah penduduk besar dan berpengaruh di dunia. Karena itu kerja sama yang kuat harus dibangun antara kedua negara, termasuk di bidang ekonomi dan perdagangan," tuturnya.
Yang Jiechi menilai, peluang dan potensi kerja sama ekonomi kedua negara di masa datang, sangat besar, terlebih Indonesia dan Tiongkok telah memiliki hubungan selama 65 tahun.
"Dengan hubungan yang telah berjalan cukup lama, kedua negara dapat terus meningkatkan dan memperkuat hubungan serta kerja sama bagi kepentingan masyarakat kedua bangsa, dan juga kawasan lain serta global," ujarnya.
Dalam dialog yang baru kali pertama itu, Menteri Sofyan Djalil didampingi antara lain Menteri Perindustrian Saleh Husin, Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia, Soegeng Rahardjo, perwakilan dari Bank Indonesia dan Bappenas, perwakilan PLN, Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang dan perwakilan kementerian terkait.
Hasil dialog yang berlangsung tertutup tersebut akan dituangkan dalam sebuah dokumen yang ditandatangani kedua pihak, sebagai acuan pelaksanaan dialog berikutnya. (Rini Utami)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News