Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sudah berancang-ancang untuk melakukan impor beras tahun depan.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Rachmi Widiriani mengatakan, rencana impor beras dari Thailand dan India ini untuk mitigasi cadangan beras pemerintah (CBP).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia sudah mengamankan impor 3 juta ton beras dari India dan Thailand. Sebanyak 2 juta ton diamankan dari Thailand dan 1 juta ton dari India.
Meski demikian, Rachmi menegaskan, penyerapan untuk CBP tahun depan tetap diutamakan dari produksi dalam negeri.
"Untuk kesiapsiagaan dan mitigasi cadangan beras pemerintah, kuota sudah ada, jika diperlukan sewaktu-waktu. Namun tetap mengutamakan pengadaan dari produksi dalam negeri," ujar Rachmi saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (26/12).
Baca Juga: Indonesia akan Impor Beras 3 Juta Ton dari India dan Thailand
Ia menyebut, komitmen tersebut sebagai upaya mitigasi apabila produksi beras dalam negeri tahun depan belum bisa mencukupi untuk CBP. Adapun impor diperuntukkan bagi CBP yang penyalurannya ke pasar dan diatur pemerintah.
Selain komitmen yang telah didapatkan dari Thailand dan India, awal tahun depan akan mulai masuk beras impor dari kuota tambahan 2023. Tahun ini pemerintah memberikan kuota impor tambahan kepada Perum Bulog untuk melakukan impor sebesar 1,5 juta ton. Rencananya beras impor kuota tambahan akan datang dari Thailand, Vietnam dan Kamboja.
"Tahun 2023 ada tambahan 1,5 juta ton yang akan masuk di awal-awal tahun. 2024 kuotanya 2 juta ton," kata Rachmi.
Berdasarkan data NFA per 22 Desember 2023, cadangan pangan pemerintah yang saat ini dimiliki diantaranya, beras jumlah stok 1,16 juta ton, jagung 56.231,52 ton, kedelai 0,58 ton, bawang putih 11,45 ton, telur ayam 63,10 ton, daging ayam 344,9 ton, daging kerbau 51.712,68 ton, daging sapi 1.246,15 ton, gula pasir 27.715 ton, minyak goreng 5.893 kilo liter, beragam ikan 970,69 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News