kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Imbas Kebijakan Tarif AS, BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan di Bawah 5,1%


Kamis, 24 April 2025 / 06:29 WIB
Imbas Kebijakan Tarif AS, BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan di Bawah 5,1%
ILUSTRASI. /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/01/2024. BI memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah titik tengah 4,7% hingga 5,5% yakni 5,1% pada 2025.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah titik tengah 4,7% hingga 5,5% yakni 5,1% pada 2025.

Untuk diketahui, proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh BI, lebih rendah dari asumsi dalam APBN 2025 yang ditargetkan 5,2%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, proyeksi tersebut dipengaruhi dampak langsung kebijakan tarif AS yang menurunkan ekspor Indonesia ke AS, dan dampak tidak langsung akibat penurunan permintaan ekspor dari mitra dagang lain Indonesia, terutama China.

“Ke depan, kebijakan tarif resiprokal AS dan langkah retaliasi yang ditempuh Tiongkok dan kemungkinan dari negara lain dapat mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5% (5,1%),” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (23/4).

Sehubungan dengan itu, ia mengungkapkan berbagai kebijakan perlu diperkuat guna memitigasi dampak dari menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi dunia, dengan mendorong permintaan domestik dan memanfaatkan peluang peningkatan ekspor.

Baca Juga: Cek Saham-Saham yang Paling Banyak Dijual Asing Saat Reli IHSG Berlanjut Kemarin

Adapun Perry menambahkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk menjaga stabilitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi, didukung dengan percepatan digitalisasi sistem pembayaran.

Selain itu, BI juga akan terus mempererat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal Pemerintah Pusat dan Daerah, termasuk dukungan penuh terhadap implementasi berbagai program Pemerintah dalam Asta Cita.

Meski demikian, BI melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal I 2025 masih terjaga di tengah peningkatan ketidakpastian global.

Pertumbuhan yang terjaga tersebut, didorong oleh konsumsi rumah tangga tumbuh positif didukung keyakinan pelaku ekonomi dan kondisi penghasilan yang secara umum masih stabil.

Selain itu, juga didorong oleh belanja pemerintah terkait pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), belanja sosial, dan berbagai insentif lainnya, serta kenaikan permintaan musiman selama perayaan Idulfitri 1446 H juga mendukung konsumsi rumah tangga.

“Investasi, khususnya non bangunan, tetap menopang pertumbuhan ekonomi sebagaimana tercermin dari meningkatnya impor barang modal, terutama alat-alat berat,” ungkapnya.

Selanjutnya, kinerja ekspor nonmigas pada kuartal I 2025 meningkat terutama ditopang komoditas manufaktur, seperti mesin serta besi dan baja, ke negara-negara ASEAN.

“Secara spasial, pertumbuhan ekonomi berbagai wilayah terindikasi tetap baik, terutama wilayah Kalimantan dan Jawa,” tandasnya.

Baca Juga: Investor Mundur, RI Harus Buru-Buru Benahi Iklim Investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×