Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Memanasnya gejolak politik antara Amerika Serikat (AS) dan negara Eropa Barat akan memberikan dampak terhadap hubungan dagang Indonesia. Oleh sebab itu, pada akhir Agustus atau awal September mendatang, pemerintah Indonesia berencana mengadakan pembicaraan dengan menteri ekonomi Rusia.
Rusia sendiri telah melakukan embargo terhadap impor produk daging sapi, produk hortikulura dan barang-barang pertanian lainnya asal AS dan negara-negara kawasan Eropa barat. "Mungkin diary product yang mereka dapatkan seperti mentega dan berbasis animal oil mungkin kita bisa pasok itu ke sawit tetapi kita lihat ke depan," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Jumat (8/8).
Indonesia dan Rusia memiliki potensi untuk dilakukan kerja sama perdagangan. Lutfi bilang, setidaknya tiga produk unggulan asal Indonesia yang berpotensi untuk dilakukan kerjasama ke Rusia antara lain minyak kelapa sawit, karet dan produk hutan. Sementara dari Rusia antara lain, gandum dan pesawat komersial Sukhoi.
Minyak sawit Indonesia cukup banyak di ekspor ke negara tetangga Rusia yakni Ukraina. Dengan persoalan Ukraina saat ini, pasarnya dapat dialihkan ke Rusia. Catatan saya, ekspor minyak sawit dan turunannya ke ukraina dapat mencapai US$ 425 juta ke Ukraina. Di Ukraina kemudian disebarkan dalam bentuk minyak goreng dan produk kelapa sawit lainnya. "Jadi saya berharap hingga akhir Agustus ini jika terganggu kita akan menggantikan pindah ke Rusia," ujar Lutfi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News