Reporter: Benedicta Prima | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ajib hamdani, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Tax Center mengapresiasi neraca dagang yang surplus. Meski begitu, kondisi ini belum menunjukkan perbaikan signifikan ekspor-impor Tanah Air, dan tetap perlu diwaspadai.
"Sifat surplus ini hanya sementara karena sedikit banyak dipengaruhi oleh kebijakan Peraturan Menteri Keuangan yang membatasi sekitar 500 barang impor," jelas Ajib kepada Kontan.co.id, Senin (15/10).
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hari ini, surplus neraca perdagangan US$ 230 juta. Surplus ini ditopang penurunan nilai impor 13,18% dibanding Agustus, tetapi ada penurunan ekspor juga sebesar 6,58%
Menurutnya, pembatasan impor ini merupakan resep jangka pendek. Apabila pemerintah tidak menyiapkan infrastruktur substitusi impor, pembatasan ini memang akan berpengaruh positif tetapi akibatnya, kenaikan harga atau inflasi akan terdorong naik.
Untuk membuat neraca perdaganagn surplus berkelanjutan, Ajib menyarankan pemerintah untuk menstimulus investasi masuk ke dalam negeri yang berorientasi ekspor dan substitusi impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News