kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harus ada insentif agar Freeport mau bangun Papua


Selasa, 03 Februari 2015 / 14:27 WIB
Harus ada insentif agar Freeport mau bangun Papua
ILUSTRASI. RAPBN 2024 Usulkan Gaji ASN Tahun Depan Naik 8%. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Freeport Indonesia berencana untuk membangun pabrik pemurnian atawa smelter di Gresik, Jawa Timur. Rencana ini menuai protes dari masyarakat Papua.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) Sofjan Wanandi mengatakan dari segi hitung-hitungan ekonomi memang lebih murah apabila perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu membangun smelternya di Gresik daripada di Papua. Maka dari itu, agar Freeport mau membangun smelternya di Papua pemerintah harus turun tangan dengan memberikan insentif.

Dirinya lebih setuju apabila smelter dibangun di Papua. "Karena bisa mendidik sumber daya manusia di sana. Menghidupkan industri di sana," ujar Sofjan di Jakarta, Selasa (3/2).

Maka dari itu, pihak pemerintah bersama dengan Freeport akan mencari jalan keluar dalam permasalahan ini. Sebagai informasi, salah satu alasan Freeport enggan membangun smelternya di Papua adalah lantaran pasokan listrik yang kurang.

Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku pemerintahnya sudah menyediakan lokasi untuk membangun pembangkit listrik yaitu di kawasan air terjun Romuka, Papua. Kapasitas energi dari air terjun itu mencapai 600 mega watt.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×