Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong generasi muda menjadi pemimpin perubahan. Pada era digital, pemuda memiliki leran sentral dal memimpin perubahan.
Pemuda sebagai kekuatan terbesar dari bonus demografi bangsa Indonesia dinilai memiliki jiwa pemberani untuk mengambil risiko dan merebut peluang yang ada, serta inovatif.
Dalam dunia yang penuh disrupsi, Jokowi berpandangan bahwa saat ini merupakan waktu bagi para kaum muda menjadi pemimpin untuk memenangkan kompetisi. Saatnya pemuda menjadi pemimpin yang berani mengambil inisiatif, tetapi tetap humanis.
Baca Juga: 3 Hal ini bisa picu kasus COVID-19 di Indonesia meroket lagi, waspada!
"Pemimpin yang mau terus belajar kepada siapa saja, tentang apa saja, dan yang terlebih penting pemimpin yang siap berkontribusi untuk kemajuan Indonesia,” ujar Jokowi memberikan sambutan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93 melalui tayangan youtube Sekretariat Presiden, Kamis (28/10).
Jokowi bilang usia tidak menjadi batasan untuk tetap menjadi muda. Kerja sama antara pemuda dengan generasi sebelumnya penting untuk mendorong kemajuan Indonesia.
"Yang muda harus terus bekali diri dengan yang terkini, yang terbaru. Generasi sebelumnya harus terus meremajakan diri, mengadopsi cara-cara baru, dalam berpikir dan bekerja,” ujar Presiden.
Jokowi menuturkan, prestasi pemuda Indonesia seperti tumbuhnya start-up yang sukses menjadi pemain global merupakan bukti dari kekuatan pemuda. Selain itu, karya dan prestasi anak bangsa di kancah global juga makin bertambah.
Baca Juga: Cuti bersama Natal 2021 pada 24 Desember dihilangkan, ini alasan pemerintah
Kepala Negara Republik Indonesia itu memahami bahwa tidak semua pemuda Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan tinggi, memahami dunia yang penuh disrupsi, memahami dunia yang menuju ke mana, dan memahami perkembangan IPTEK terbaru.
Meski demikian, pemuda Indonesia harus saling berbagi informasi, pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga semua anak Indonesia dapat berkontribusi yang lebih besar kepada kemanusiaan dan kemajuan bangsa.
"Itulah esensi kepemimpinan. Kepemimpinan adalah membantu yang tidak bisa menjadi bisa dan membantu yang sudah bisa menjadi lebih bisa lagi,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News