kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.699   69,00   0,41%
  • IDX 6.764   15,08   0,22%
  • KOMPAS100 977   3,16   0,32%
  • LQ45 759   1,45   0,19%
  • ISSI 215   1,24   0,58%
  • IDX30 393   0,40   0,10%
  • IDXHIDIV20 470   -0,72   -0,15%
  • IDX80 111   0,24   0,21%
  • IDXV30 115   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 129   0,30   0,23%

Harga tiket masuk Ragunan layak naik


Sabtu, 20 September 2014 / 21:15 WIB
Harga tiket masuk Ragunan layak naik
ILUSTRASI. Pahami 5 Manfaat Salicylic Acid untuk Wajah yang Perlu Anda Tahu


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Harga tiket masuk ke Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, saat ini terhitung murah, yakni Rp 4.500 untuk orang dewasa dan Rp 3.500 untuk anak-anak. Harga ini adalah harga termurah di seluruh dunia. Padahal, dalam kebun binatang itu ada ribuan satwa dari ratusan spesies yang harus dipelihara setiap hari. Berapa harga idealnya?

Aktivis pelindung satwa dari Animal Rescue, Doni Herdaru Tona, menganggap harga tiket masuk Ragunan saat ini terlalu murah. Apalagi untuk sajian pemandangan alam dan satwa yang begitu luar biasa. "Harusnya harga tiket naik. Harga tiket layak naik," ujar Doni ketika menghadiri perayaan ulang tahun ke-150 Taman Margasatwa Ragunan (TMR) di Ragunan, Sabtu (20/9).

Menurut Doni, jika harga tiket naik, maka kesejahteraan satwa-satwa pun akan semakin baik. Kesehatan satwa mapun kebersihan kandang mereka akan lebih terjaga. Selain itu, dengan banyaknya pemasukan yang ada, maka dapat digunakan untuk memelihara fasilitas lain di Taman Margasatwa Ragunan.

Meski demikian, Doni mengingatkan agar harga tiket tidak boleh terlalu mahal. Menurut Doni, kebutuhan masyarakat dalam berinteraksi dengan satwa saat ini belum besar. Jika terlalu mahal, maka jumlah pengunjung Ragunan dikhawatirkan akan berkurang.

"Idealnya harga tiket harus di atas Rp 20.000 tapi tetap di bawah Rp 50.000," ujar Doni.

Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah membenarkan hal tersebut. Menurut dia, harga tiket di Ragunan harus dievaluasi, apakah akan naik atau tetap. Namun, harga tiket tidak mungkin ditiadakan alias gratis.

Saefullah berpendapat bahwa masyarakat juga harus memiliki andil dalam pemeliharaan aset publik. Peran masyarakat tidak hanya sebagai pihak yang dilayani saja, tetapi juga ikut memelihara dan menjaga aset bersama. "Masyarakat tetap harus diberdayakan. Agar saling mengisi," ujar dia.

Soal harga tiket ini memancing komentar salah satu pengunjung, Asri. Warga di Duren Tiga tersebut setuju jika harga tiket harus dinaikkan. Namun, dia meminta kenaikannya tidak lebih dari harga Rp 10.000. "Karena, Ragunan andalan warga. Tempat wisata yang dekat dan murah," ujar Asri.

Namun, sebenarnya, harga tiket yang dianggap sangat murah ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kesejahteraan satwa. Hal ini karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara rutin telah memberi subsidi untuk Taman Margasatwa Ragunan sebesar Rp 70 miliar tiap tahunnya. Dengan dana itu lah biaya operasional seluruh aktivitas di Taman Margasatwa Ragunan ditunjang.

Kepala Taman Margasatwa Ragunan Wiwid mengatakan, selama ini pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara rutin memberikan subsidi untuk TMR sebesar Rp 70 miliar setiap tahun. Dengan subsidi ini, problem tiket yang sangat murah dapat teratasi sehingga satwa pun terawat. Wiwid bahkan siap jika harus menggratiskan tarif tiket. "Asalkan subsidinya cukup, ya, tidak apa-apa," kata Wiwid.

Wiwid menyatakan, membayar tiket sebenarnya bukan sekadar membayar uang masuk. Membayar tiket merupakan salah satu cara sederhana masyarakat untuk menghargai ragam satwa yang dilihatnya. Tiket yang mereka beli merupakan salah satu bentuk tanggung jawab ikut menjaga dan merawat satwa. (Jessi Carina)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×