kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga pangan melonjak tajam jelang Natal


Sabtu, 23 Desember 2017 / 09:31 WIB
 Harga pangan melonjak tajam jelang Natal


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah komoditas pangan meningkat drastis menjelang Natal dan Tahun Baru. Harga komoditas pangan sehari-hari, semacam beras, telur, ayam dan berbagai sayuran meningkat berkisar 5% sampai 30%.

Harga melaju mengikuti permintaan yang melonjak dan terganggunya jalur distribusi pangan. Cuaca buruk yang menimpa beberapa tempat menghambat transportasi komoditas pangan dari sentra produksi ke pasar.

Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, hujan yang tidak menentu membuat distribusi pangan terganggu. Baik itu karena adanya banjir, maupun karena komoditas pangan seperti sayuran tidak tahan lama.

"Sayuran itu tidak tahan lama. Begitu dipanen harus didistribusikan ke pasar, tapi distribusi ini terhambat karena hujan deras, bahkan panennya juga bisa rusak," ujar dia, Jumat (22/12).

Kegagalan distribusi ini berdampak pada kenaikan harga sayuran di pasar. Harga tomat saat ini mencapai Rp 11.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 6.000–Rp 7.000 per kg. Demikian juga dengan wortel yang melonjak sampai Rp 12.000 per kg dari harga normal Rp 7.000 per kg.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansyuri menambahkan, selain harga produk hortikultura, harga telur dan daging juga mengalami kenaikan.

Ia bilang yang naik cukup tajam adalah telur ayam yang tembus Rp 27.000 per kg dari harga normal Rp 21.000 per kg. Demikian juga daging ayam ras yang tembus Rp 38.000 per kg dari harga normal Rp 31.000 per kg.

Menurut Abdullah, kenaikan harga daging dan telur ayam terjadi karena pasokan berkurang. "Kami para pedagang sulit mendapatkan pasokan daging dan telur ayam dari pengepul, akibatnya harga naik 30%," keluh dia.

Sementara itu, Sigit Prabowo, Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), menjelaskan, kenaikan harga ayam ini selain disebabkan permintaan yang tinggi tetapi juga akibat gagal budidaya.

Sebelumnya Kementerian Pertanian (Kemtan) mengaku akan melakukan langkah untuk mengantisipasi kenaikan harga daging di tingkat pedagang dan pengecer di akhir tahun ini. Kemtan akan bekerjasama dengan Satgas pangan untuk mengawasi kegiatan distribusi dan penimbunan bahan kebutuhan pokok, termasuk daging sapi.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan I Ketut Diarmita bilang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satgas Pangan untuk mengantisipasi kelancaran distribusi. Khususnya di delapan provinsi yang banyak warganya merayakan Natal, yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Sulut, Sumut, NTT, Kalbar, Bali dan NTB. "Seharusnya harga tidak bergejolak," ujar dia. Lidya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×