kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Gubernur BI: Pasar keuangan sedang radang gara-gara virus corona


Jumat, 28 Februari 2020 / 15:49 WIB
Gubernur BI: Pasar keuangan sedang radang gara-gara virus corona
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Erwin Rijanyo, menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta,Kamis (20/2/2020). RDG Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bu


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan Indonesia meradang akibat wabah virus corona yang sudah menyebar ke seluruh dunia. Menurut Bank Indonesia (BI), wabah virus corona telah menggerogoti pasar keuangan dalam negeri.

Tak hanya nilai tukar rupiah, pasar saham dan pasar obligasi pun terseret. Tak ayal modal asing malah lari dari pasar keuangan dalam negeri.

Hal tersebut terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ambles 4,04% ke level 5.311,96 pada sesi I, Jumat (28/2).

Selain itu, hingga Jumat (28/2) pukul 15.41 WIB, nilai tukar rupiah sudah ambruk 2,05% hingga Rp 14.318 per dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) tercatat sebesar Rp 14.234 atau melemah dari hari sebelumnya yang ditutup di level Rp 14.018.

Baca Juga: Semakin sore, rupiah spot kian tertekan menjadi Rp 14.310 per dolar AS

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kondisi tersebut disebabkan oleh para investor global yang memiliki kecenderungan untuk melepas investasi portofolionya di pasar emerging market. Terlebih investor pun tak memprediksi bahwa virus corona telah menyebar luas hingga sedikitnya sudah ada 46 negara yang terinfeksi.

"Ini pun tidak hanya di Indonesia. Tetapi mereka juga cenderung melepas investasi menerpa di Korea Selatan, Thailand, Malaysia, dan Singapura," jelas Perry, Jumat (28/2).

Untuk selanjutnya, BI mengaku akan terus memantau pergerakan. BI pun yakin bahwa kondisi ini akan membaik pada pertengahan Maret, dan pada bulan-bulan berikutnya kondisi akan kembali stabil.

Oleh karenanya, BI bersama dengan pemerintah akan memperkuat koordinasi untuk menstabilkan pasar keuangan, stabilitas ekonomi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×