kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fundamental Ekonomi Indonesia yang Solid Jadi Bekal Hadapi Resesi Tahun Depan


Senin, 07 November 2022 / 18:47 WIB
Fundamental Ekonomi Indonesia yang Solid Jadi Bekal Hadapi Resesi Tahun Depan
ILUSTRASI. Sejumlah truk bersiap melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2022).Fundamental Ekonomi Indonesia yang Solid Jadi Bekal Hadapi Resesi Tahun Depan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 mencapai 5,72% secara year on year (yoy). Pencapaian kinerja pertumbuhan di kuartal III-2022 menujukkan perekonomian Indonesia kiat menguat dan menuju ke arah pemulihan.

Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin bagus, maka perekonomian akan semakin kuat dalam menghadapi guncangan, baik yang bersumber dari dalam maupun eksternal.

Selain pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, Damhuri juga melihat laju inflasi semakin terkendali. Menurutnya, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terhadap inflasi kelihatannya lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

Baca Juga: Angka Pengangguran Capai 8,42 Juta Orang, Ini yang Dilakukan Pemerintah

"Semua ini akan menjadi modal yang sangat berharga bagi Indonesia untuk menghadapi resesi ekonomi dunia yang kemungkinan terjadi di tahun 2023 mendatang," ujar Damhuri kepada Kontan.co.id, Senin (7/11).

Dihubungi terpisah, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan akan semakin mengandalkan konsumsi domestik, setelah sekian waktu ditopang cukup besar oleh net ekspor akibat kenaikan harga komoditas.

Sementara dari sisi sektoral, dirinya memperkirakan sektor-sektor yang bersifat defensif untuk memenuhi kebutuhan dasar serta sektor yang terkait dengan program pemerintah akan lebih unggul mengingat potensi perlambatan ekonomi akan terjadi ke depan.

"Sementara manufaktur barang modal seperti permesinan kemungkinan akan melambat seiring dengan naiknya suku bunga yang akan menurunkan laju investasi serta sektor yang terkait dengan durable goods (barang tahan lama) dan leisure (waktu luang) kami perkirakan berpotensi tertekan ke depan karena masyarakat akan menunda konsumsi untuk jenis barang tersebut," kata Josua kepada Kontan.co.id, Senin (7/11).

Baca Juga: Meski Resesi Mengancam, Bankir Yakin Kredit UMKM Bisa Tumbuh Tinggi pada Tahun 2023

Namun secara keseluruhan, Josua menilai probabilitas ekonomi Indonesia akan mengalami resesi pada tahun depan cenderung lebih rendah mempertimbangkan struktur ekonomi Indonesia dari sisi pengeluaran yang utamanya ditopang oleh konsumsi domestik dimana cenderung less impacted (kurang terpengaruh) dari perlambatan ekonomi global.

Hanya saja, dengan perlambatan ekspor dan sektor-sektor ekonomi yang mengandalkan ekonomi global, Josua memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan cenderung melambat terbatas di kisaran 4,8%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×