kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

FTZ Batam tak efektif dongkrak investasi


Rabu, 18 April 2012 / 09:20 WIB
FTZ Batam tak efektif dongkrak investasi
ILUSTRASI. Petugas memeriksa proses penjernihan air di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) milik Perumda Tirta Raharja di Desa Sadu, Soreang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harapan pemerintah menjadikan wilayah Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) sebagai percontohan Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) untuk pendongkrak investasi, belum mendatangkan hasil.

Berdasarkan data Badan Pengusahaan Kawasan, sepanjang triwulan I 2012 lalu, realisasi investasi baru dari penanaman modal asing (PMA) di FTZ BBK hanya US$ 24,25 juta dan total perluasan PMA sebesar US$ 4,1 juta. Artinya total investasi masuk sebesar US$ 28,35 juta.

Angka ini merosot 44% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebanyak US$ 50,45 juta, yakni US$ 21,15 juta untuk investasi baru, dan perluasan usaha sebesar US$ 29,3 juta. Dari jumlah perusahaan yang masuk pun juga turun. Tahun lalu sebanyak 21 PMA, sedangkan, triwulan I tahun ini hanya 18 PMA masuk.

Rincian investasi yang masuk ke BBK tahun ini rinciannya, di bulan Januari sebanyak empat PMA dengan nilai investasi US$ 4 juta. Februari ada delapan PMA dengan nilai investasi US$ 10,4 juta, dan enam PMA pada Maret 2012 sebesar US$ 9,85 juta.

Adapun negara asal investor antara lain Singapura, Malaysia, Australia, Italia, India, Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, Filipina, Sri Langka, dan British Virgin Island
Dwi Djoko Wiwoho, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan Kawasan (BP) Batam menjelaskan, sebetulnya pemerintah telah memperbaiki sistem pelayanan agar investor tertarik. Misalnya, mengintensifkan layanan terpadu satu pintu, hingga mempercepat proses administrasi.

Tapi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Djimanto, tak heran melihat minat investor menanamkan duit di FTZ Batam tak bisa berkembang sesuai harapan. Kalau melihat geografis Batam yang dekat dengan Singapura, seharusnya Batam memang menjadi lokasi strategis untuk investasi. Ia menduga, minat investor untuk berinvestasi di Batam masih belum meningkat antara lain masih ada kendala perizinan.

Bagi Djimanto, seharusnya sebagai kawasan perdagangan bebas, pengusaha mendapat kemudahan termasuk dengan masalah perpajakan. “Peraturannya selama ini tidak tegas. Baik itu soal kepabeanan, pajak, dan soal perizinan. Belum jelas bea masuk itu dikenakan di wilayah mana saja. Kadang kena bea, kadang tidak,” ujar Djimanto, Selasa (17/4).

Dwi Djoko bilang, pemerintah sudah berupaya memberikan layanan baik agar investor masuk. "Kalau masih ada yang mengeluhkan, kami akan evaluasi lagi,” katanya. Dia menampik anggapan penerapan FTZ gagal menarik investasi. Dari masuknya investasi selama triwulan I 2012 menunjukkan bisnis di Batam masih berdenyut cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×