Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjelaskan kenapa Foxconn belum juga menanamkan modalnya ke Indonesia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan saat ini perusahaan di bidang manufaktur dan teknologi itu masih dalam tahap negosiasi bersama calon partnernya dalam merealisasikan investasi di Indonesia.
Selain itu, Foxconn juga sedang dalam tahap memetakan market potensialnya untuk berproduksi di Indonesia.
Baca Juga: BKPM Pastikan Komitmen Investasi Baterai Kendaraan Listrik Rp 630 T Berjalan Lancar
"Karena kalau Foxconn itu kan dia memproduksi barang tidak harus untuk mereknya dia. Jadi dia bisa menawarkan juga ke potensi market yang lain untuk bisa disiapkan produknya," kata Nurul usai mengikuti CEO Insight Kompas di Jakarta, Senin (23/10).
Lebih lanjut, Ikhwan tidak bisa memastikan kapan investasi Foxconn ini masuk ke Indonesia. Namun yang terang, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan perusahaan asal Taiwan tersebut.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia Bahlil membantah jika perusahaan asal Taiwan itu digadang-gadang batal melakukan investasi di Indonesia lantaran belum melakukan groundbreaking hingga saat ini.
Baca Juga: Foxconn Akan Gandakan Investasi dan Lapangan Kerja di India
Bahlil menegaskan bahwa investasi Foxconn tersebut akan tetap terealisasi pada tahun ini. "Ngak (batal) dong, jangan terlalu batal-batal. Saya alergi. Janganlah," katanya.
Bahlil mengklaim bahwa telah terbang ke Taiwan untuk menyambangi perusahaan manufaktur dan teknologi, Foxconn pada Agustus lalu.
Seperti yang diketahui, Foxconn berencana merealisasikan investasi sebesar US$ 8 miliar untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik.
Baca Juga: Foxconn Bangun Dua Pabrik di India Senilai US$ 1,2 Miliar
Rencananya, Foxconn akan menggandeng beberapa perusahaan seperti Gogoro, Industri Baterai Indonesia (IBC) dan Indika Energy. Namun memang kepastian realisasi investasi hingga kini masih belum terang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News