kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fitch tegaskan rating Indonesia, begini respons Bank Indonesia


Kamis, 14 Maret 2019 / 18:47 WIB
Fitch tegaskan rating Indonesia, begini respons Bank Indonesia


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade) pada 14 Maret 2019. Pada 2 September lalu, Fitch pun telah mempertahankan peringkat Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade).

Melihat ini Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo berpendapat hal ini mencerminkan keyakinan lembaga rating atas perekonomian Indonesia dan resiliensi sektor eksternal Indonesia di tengah kondisi global yang masih dipenuhi ketidakpastian.

"Ke depan, Bank Indonesia akan tetap konsisten menempuh bauran kebijakan untuk memperkuat stabilitas eksternal dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait juga akan terus dipererat," tutur Perry seperti yang dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (14/3).

Dalam keterangan tertulis Fitch, faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah meski adanya tantangan masih kuatnya ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal, penerimaan pemerintah yang rendah, serta indikator struktural lainnya yang masih di bawah negara peers.

Fitch pun menyebutkan Indonesia memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan penguatan dibandingkan dengan negara peers, meski PDB Indonesia tahun ini akan melambat menjadi 5% dari tahun sebelumnya 5,2%.

Permintaan domestik pun diperkirakan tetap resilien di tengah kinerja ekspor yang terbatas dipengaruhi permintaan global yang melambat. Konsumsi dan investasi tetap menjadi sumber utama pertumbuhan seiring dengan adanya bonus gaji pegawai negeri sipil, peningkatan dana bantuan sosial, dan pelaksanaan berbagai proyek infrastruktur khususnya oleh BUMN.

Dari sisi eksternal, sovereign credit Indonesia diyakini tetap resilien dalam menghadapi kemungkinan terjadinya pergerakan nilai tukar yang cukup signifikan apabila terjadi gejolak pasar jika otoritas moneter Amerika Serikat kembali melakukan pengetatan kebijakan moneter pada akhir tahun.

Inflasi IHK secara rata-rata diperkirakan mencapai 3.4% di 2019 dan suku bunga kebijakan diperkirakan tidak akan berubah, ini sesuai dengan tujuan BI untuk memperkuat stabilitas eksternal dengan mengendalikan defisit neraca berjalan dan menjaga daya tarik aset keuangan Indonesia.

Pada sisi fiskal, pengurangan defisit fiskal menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 menunjukkan sikap konservatif Indonesia di bidang kebijakan fiskal. Defisit fiskal tercatat 1,8% dari PDB pada tahun 2018 atau lebih rendah daripada defisit fiskal pada 2017 yang mencapai 2,3%, sebagian besar ditopang pertumbuhan penerimaan yang tinggi dan adanya upaya memperbaiki penerimaan pajak.

Risiko yang bersumber dari sektor perbankan dinilai terbatas seiring dengan permodalan bank yang kuat, dengan rasio kecukupan modal mencapai 22,9% pada Desember 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×