Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2018 5,06% year on year (YoY), dengan pertumbuhan quarter to quarter (q-t-q) -0,42%. Angka itu lebih tinggi dari kuartal pertama 2017 yang sebesar 5,01% dan lebih rendah dari kuartal keempat 2017 yang sebesar 5,19%.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, ekonomi tiga bulan pertama di tahun ini dimotori oleh investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMBT) yang tumbuh 7,95% year on year (YoY), jauh lebih tinggi dibanding kuartal-I 2017 yang hanya tumbuh 4,77% YoY.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, peningkatan PMTB tersebut seiring dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan. Investasi bangunan yang berkontribusi paling besar ke investasi tumbuh 6,16% YoY, lebih tinggi dari kuartal-I 2017 yang hanya 5,87% YoY.
Selain itu, investasi mesin dan peralatan juga tumbuh cukup tinggi sebesar 23,1% YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya 1,21% YoY.Satu-satunya komponen yang terkontraksi, hanya investasi sumber daya hayati sebesar -0,43%.
Dengan demikian, "Share PMTB atau investasi (terhadap pertumbuhan kuartal pertama 2018 5,06%) sebesar 2,54%, lebih tinggi dari kuartal-I 2017 1,53%. Kalau investasi makin besar maka akan menggerakkan ekonomi dan memudahkan pergerakan barang antar daerah," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Senin (7/5).
Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia yang utama, masih berasal dari konsumsi rumah tangga. Namun, masih cenderung stagnan. Di kuartal-I 2018 ini hanya tumbuh 4,95%, naik tipis dari kuartal-I 2017 yang sebesar 4,94%. Padahal, seluruh sektor yang berhubungan dengan komponen ini naik. Utamanya pada kelompok restoran dan hotel, kelompok kesehatan dan pendidikan, serta kelompok makanan dan minuman selain restoran.
Komponen lainnya, yakni konsumsi pemerintah tumbuh 2,75%, naik tipis dibanding kuartal-I 2017 yang sebesar 2,69%. Kenaikan ini terutama karena kenaikan realisasi belanja barang dan bansos masing-masing sebesar 8,28% dan 87,57%.
Kemudian, komponen lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 8,09% YoY karena persiapan Pilkada. Namun, share-nya terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 1,22%.
Satu-satunya komponen yang pertumbuhannya melambat hanyalah ekspor sebesar 6,17% YoY dari kuartal pertama 2017 yang tumbuh 8,41% YoY. Perlambatan ekspor ini terjadi karena perlambatan pertumbuhan ekspor nonmigas. Sementara ekspor migas terkontraksi.
Sedangkan impor sebagai faktor pengurang, tumbuh 12,75% YoY. Angka itu jauh lebih tinggi dari kuartal pertama 2017 yang hanya 4,81%. Itu karena pertumbuhan impor nonmigas, bahan baku, dan barang modal. Sementara impor migas terkontraksi dan impor jasa tumbuh seiring meningkatnya wisatawan nasional dan jasa angkutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News