kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ekonom: Menambah subsidi adalah opsi terbaik untuk atasi kenaikan harga minyak dunia


Selasa, 06 Maret 2018 / 18:42 WIB
Ekonom: Menambah subsidi adalah opsi terbaik untuk atasi kenaikan harga minyak dunia
ILUSTRASI. Harga minyak dunia


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memiliki berbagai opsi untuk menyikapi kenaikan harga minyak dunia. Meski begitu, ekonom menilai menambah subsidi merupakan opsi yang terbaik untuk saat ini.

Head of Industry and Regional Research Department Office of Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dendi Ramdani mengatakan, ada tiga opsi yang dimiliki oleh pemerintah untuk menyikapi naiknya harga minyak dunia. Salah satunya adalah menaikkan subsidi sehingga Pertamina dan PLN tidak terbebani dan juga masyarakat tidak merasakan kenaikan harga barang atau inflasi.

“Dengan asumsi harga minyak US$ 60 dollar per barel, subsidi yang perlu dikeluarkan sebesar Rp 18,6 triliun,” kata Dendi kepada KONTAN, Selasa (6/3).

Menurut Dendi, penambahan subsidi ini akan berimbas pada defisit APBN yang mungkin akan bertambah, tapi masih tetap bisa terkendali di sekitar 2,19%. 
Sebab, masih ada ruang manambah desifit sehingga tidak terlalu jadi masalah besar. “Nambahnya tidak banyak paling 0,1-0,3% saja. ” jelas Dendi.

Opsi lainnya, kata Dendi, pemerintah bisa menaikkan harga BBM, tapi hal ini kecil kemungkinannya untuk diambil karena risikonya adalah popularitas pemerintah turun padahal pemilu sebentar lagi.

Selain itu, pemerintah bisa membiarkan harga tidak naik tapi juga tidak ada subsidi. Artinya, kenaikan harga harus diserap Pertamina dan PLN.

“Sampai batas tertentu kedua BUMN ini bisa menyerap kerugian tapi dampaknya Pertamina dan PLN akan sulit melakukan ekspansi usaha,” kata Dendi.

Padahal, keduanya perlu melakukan investasi. Misalnya, Pertamina perlu berinvestasi mengembangkan sumur sumur baru. Sementara, PLN dituntut terus menambah jaringan dan investasi di pembangkit baru.

Oleh karena itu, menurut Dendi, opsi terbaik untuk diambil pemerintah saat ini adalah mensubsidi BBM sehingga kedua BUMN tersebut tidak terbebani dan masyarakat tidak merasakan kenaikan harga harga. “Jadi saya kira, sementara ini, itu pilihan terbaik,” ucapnya.

Catatan saja, sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan telah menerima usulan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk penambahan anggaran subsidi energi, yakni dari sisi solar dan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×