kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonom: Ekspor tak bisa diandalkan


Kamis, 27 Desember 2018 / 19:00 WIB
Ekonom: Ekspor tak bisa diandalkan
ILUSTRASI. Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Realisasi belanja pemerintah yang cukup tinggi dan net ekspor yang melandai membuat Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 dikisaran 5,18%.

Sedangkan pertumbuhan keseluruhan tahun 2018 diprediksi sebesar 5,1% hingga 5,16%. "Paling besar didorong konsumsi dan belanja pemerintah meskipun belanja pemerintah porsi ke produk domestik bruto (PDB) hanya 9,5-10%," ungkap Bhima Yudhistira, ekonom INDEF saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (27/12).

Konsumsi rumah tangga diperkirakan tinggi karena faktor seasonal natal dan tahun baru. Sementara inflasi relatif rendah sehingga ekspektasi masyarakat untuk belanja tinggi. Sepanjang Januari-November 2018 memang inflasi terkendali sebesar 2,5%.

Sedangkan realisasi belanja pemerintah akhir tahun didorong untuk belanja barang, sehingga pertumbuhannya akan cenderung tinggi. Bhima mengatakan ini menjadi salah satu strategi pemerintah untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dia juga menjelaskan strategi ini masih akan berlanjut di tahun 2019 melalui dana bantuan sosial, belanja pemilu, belanja infrastruktur dan dana desa. "Sedangkan net ekspor tidak bisa diandalkan," ungkap Bhima.

Ekspor melandai akibat menurunnya harga komoditas, efek perang dagang khususnya Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok serta tingginya kebutuhan impor minyak dan impor bahan baku untuk memenuhi kebutuhan manufaktur awal 2019.

Bhima juga menyebut Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau pengeluaran untuk barang modal masih terkendala fluktuasi kurs rupiah. Pun para investor masih menunjukkan sikap wait and see menjelang pemilu.

Eric Sugandi ekonom Asia Development Bank melihat pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga. Eric juga melihat pertumbuhan investasi turut menopang.

Dari sisi lapangan usaha pendorong utama pertumbuhan adalah sektor manufaktur, diikuti perdagangan dan pertanian. Dengan demikian Eric memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 sebesar 5,2%, dan keseluruhan tahun 2018 sebesar 5,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×