kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Ekonom DRI sebut lonjakan kasus Covid-19 hambat pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021


Rabu, 03 November 2021 / 18:36 WIB
Ekonom DRI sebut lonjakan kasus Covid-19 hambat pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021
ILUSTRASI. Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Ekonom DRI sebut lonjakan kasus Covid-19 hambat pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 di kisaran 3,61% year on year (yoy), atau lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal II 2021 yang sebesar 7,07% yoy. 

Kepala ekonom DRI Rima Prama Artha melihat, memang ada pelemahan pemulihan ekonomi pada periode laporan, dan ini tak lepas dari perkembangan kasus Covid-19. 

“Pemulihan ekonomi masih lemah, seiring dengan pemerintah yang menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) karena ada gelombang kedua Covid-19 pada awal kuartal III-2021,” ujar Rima dalam laporannya, seperti dikutip Rabu (3/11). 

Rima kemudian memerinci, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2021 diperkirakan sebesar 3,61% yoy atau menurun dari pertumbuhan 5,93% yoy pada kuartal II 2021. 

Baca Juga: CELIOS ramal pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 di kisaran 3%

Perlambatan pertumbuhan ini juga dipengaruhi pembatasan aktivitas ekonomi. Dan ini pun terlihat dari beberapa indikator dini seperti penjualan ritel yang menurun, terutama di sektor informasi telekomunikasi turun 27,80% yoy, rekreasi turun 12,36% yoy, dan sandang yang turun 12,24% yoy. 

Akan tetapi, penjualan barang tahan lama atau durable goods nampak meningkat, terutama penjualan mobil karena ada diskon pajak dari pemerintah. Konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh 4,26% yoy atau lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II-2021 yang sebesar 8,06% yoy. 

Rima memaklumi, penurunan pertumbuhan komponen ini disebabkan oleh pada kuartal II-2021 lalu pemerintah jor-joran dalam memberikan stimulus karena ada momen Lebaran dan Idul Fitri untuk menjaga daya beli masyarakat. 

Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi diramal hanya mampu tumbuh 0,32% yoy. 

Sementara kinerja ekspor diperkirakan tumbuh 26,92% yoy dan impor tumbuh 16,60% yoy, seiring dengan neraca perdagangan pada periode Juli 2021 hingga September 2021 yang membukukan surplus besar US$ 13,24 miliar atau dua kali lipat dari periode sebelumnya yang sebesar US$ 6,31 miliar. 

Peningkatan ini didorong oleh kinerja manis ekspor karena ada peningkatan harga komoditas, terutama batubara. Krisis energi di Eropa, India, dan China meningkatkan permintaan batubara. 

Selanjutnya: Berkat strategi high conviction, Manulife Saham Andalan catatkan kinerja moncer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×