Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Pemerintah geber pembangunan proyek infrastruktur. Dua paket pembangunan infrastruktur yang siap dikerjakan tersebut adalah proyek jalan tol Solo-Kertosono Jawa Tengah phase I (Saraden-Kertosono) dan jembatan pulau Balang II di Kalimantan Timur.
Komitmen percepatan pembangunan infrastruktur untuk dua paket tersebut diwujudkan dalam penandatangan kontrak antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) dengan para kontraktor dua proyek itu pada Jumat (21/8).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono mengatakan, penandatangan kontrak ini diharapkan bukan hanya sekedar seremonial saja, namun menjadi sebuah komitmen.
"Menjadi komitmen untuk melakukan lebih baik dan lebih cepat," kata Basuki, Jumat (21/8).
Proyek jalan tol Solo-Kertosono Jawa Tengah phase I pendanaanya terbagi dalam dua bentuk, yakni dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan loan (pinjaman luar negeri) senilai Rp 3,15 triliun, serta APBN murni nilainya sekitar Rp 100 miliar.
Kontraktor proyek tol Solo-Kertosono Jawa Tengah phase I adalah Join Opoeration (JO) antara China Road and Bridge Corporation (CRBC), PT Wijaya Karya Tbk dan PT Pembangunan Perumahan Tbk.
Sedangkan untuk proyek jembatan pulau Balang II dikerjakan melalui skema kerja sama operasi (KSO) antara PT Hutama Karya, PT Adhi Karya Tbk dan PT Bangun Cipta Kontraktor.
Basuki bilang, jalan tol Solo-Kertosono merupakan bagian dari jalan tol trans Jawa yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas jaringan jalan yang melayani lalu lintas di koridor trans Jawa.
Total panjang Jalan tol Solo-Kertosono adalah 38,82 kilometer (km).
Dari panjang ruas jalan tersebut, pengerjaan jalan tol Solo-Kertosono Jawa Tengah phase I yang menggunakan skema APBN plus loan panjangnya 37,39 km.
Sementara panjang jalan yang bersumber dari APBN murni adalah 1,43 km.
Basuki menambahkan, untuk pembangunan jembatan pulau Balang II yang menghubungkan kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara pendananya murni berasal dari APBN senilai Rp 1,33 triliun.
Direktur Operasi Hutama Karya R Sutanto mengatakan, target awal penyelesaian dari proyek pembangunan jembatan itu adalah di tahun 2019.
"Namun kita akan selesaikan pengerjaan jembatan ini lebih cepat dari kontrak," kata Sutanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
