Reporter: Merlinda Riska, Dadan MR | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Proses seleksi calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keungan (OJK) di Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dimulai pekan ini. Sebagai tahap awal, DPR akan menjaring informasi dari publik soal rekam jejak para kandidat bos OJK.
Maka itu, sebelum masuk proses uji kelayakan dan kepatutan, Komisi XI DPR akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan sejumlah elemen masyarakat. Tujuannya mendapatkan masukan mengenai 14 calon pengurus OJK yang disodorkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke DPR.
Achsanul Qosasi, Wakil Ketua Komisi XI DPR bilang, RDP itu akan dilakukan selama sepekan ini. DPR mengundang sejumlah pihak, seperti Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK), Indonesia Corruption Wach (ICW), serta akademisi. "DPR akan mendengar masukan dan saran dari mereka," katanya, akhir pekan lalu.
Proses fit and proper test calon bos OJK sendiri akan dilakukan pekan depan. proses tersebut maksimal dilakukan selama satu bulan. Dus, siapa kandidat yang lolos bisa diketahui setidaknya pada 28 Juni 2012 nanti.
Menurut Achsanul, fokus uji kepatutan dan kelayakan mencakup tiga hal. Pertama, kapasitas dan kompetensi calon. Kedua, kapabilitas si calon. Ketiga, integritas dalam mengemban tanggung jawab.
Harry Azhar Aziz, Wakil Ketua Komisi XI DPR menambahkan, uji kepatutan dan kelayakan calon pengurus OJK diselenggarakan mulai 28 Mei mendatang. "Nantinya, DPR akan memilih tujuh orang untuk dijadikan Dewan Komisioner OJK,” ujar Harry.
Politikus Partai Golkar ini menargetkan, uji kepatutan dan kelayakan bisa rampung dalam sepekan jika setiap hari ada dua atau tiga kandidat yang dites. “Bisa jadi selesai hanya seminggu. Jadi, awal Juni bisa ketahuan siapa saja yang lolos dan siapa yang tidak,” katanya.
Disinggung siapa yang berpeluang besar lolos dalam seleksi, Harry maupun Achsanul tidak mau tergesa-gesa memprediksi termasuk peta politik dukungan di Senayan. "Harus dilihat dulu bagaimana hasil RDP dan fit and proper test-nya, baru nanti terlihat siapa yang layak duduk di OJK ," kata Achsanul.
Muhammad Hatta, anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) mengatakan, setelah fit and proper test tuntas akan terlihat siapa saja calon kuatnya. "Kemungkinan akan ada rapat fraksi untuk mendukung salah satu calon," ujarnya.
Hatta menyatakan, calon yang dipilih DPR harus bisa mengakomodasi semua aspirasi industri keuangan. Oleh sebab itu, ia menilai, adanya dua hingga tiga calon yang berasal dari satu bank dan institusi sama menimbulkan kesan janggal dan tidak adil.
Yanuar Rizky, pengamat pasar modal yang gagal lolos seleksi calon Dewan Komisioner OJK menduga, proses pemilihan bos OJK bakal alot. Sebab, bisa jadi sejumlah fraksi di DPR, terutama fraksi yang non pemerintah, bakal mempersoalkan proses seleksi yang dilakukan oleh panitia seleksi Dewan Komisioner OJK. “Namun hasil seleksi panitia tersebut akan didukung partai pemerintah," kata Yanuar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News