kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Dorong zakat untuk pengentasan kemiskinan


Kamis, 24 Agustus 2017 / 17:32 WIB
Dorong zakat untuk pengentasan kemiskinan


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Pemerintah tengah melakukan reformasi zakat dan wakaf dengan cara memperbaiki manajemennya. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, zakat dan wakaf ini harus produktif sehingga bisa memberikan manfaat yang besar untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan.

Kepala Pokja Pemantauan dan Evaluasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Elan Satriawan mengatakan, pihaknya telah mendorong kolaborasi lembaga-lembaga mobilisasi dana masyarakat termasuk yang berbasis agama seperti Muhammadiyah, Lazismu, Lazisnu dan Baznas untuk bersinergi dengan program pemerintah. Sinergi ini mencakup dua hal.

“Pertama dengan menggunakan data yang sama. Pemerintah punya basis data terpadu yang isinya 40% keluarga miskin dan rentan seluruh Indonesia. Lokasinya di mana kami tahu, yang dibutuhkan apa kami tahu,” kata Elan di Yogyakarta, Kamis (24/8).

Kedua, sinergi pemanfaatan dari dana masyarakat dengan lembaga-lembaga mobilisasi dana tersebut. Hal ini sudah dilakukan di Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Di NTT, dengan Lazismu, mereka menolong masyarakat kecil punya akses penerangan listrik. Jadi kami identifikasi dari data itu. Kami juga kerjasama dengan LSM lokal untuk membantu pengadaan, distribusi, dan maintenance-nya,” kata dia.

Elan menyatakan, sudah dua tahun ini pemerintah membuka diri dengan lembaga-lembaga mobilisasi dana dan lembaga swasta yang ingin melakukan Corporate social responsibility (CSR) yang tidak tahu ke mana harus menyalurkannya.

Adapun hal ini tidak terbatas pada pengadaan infrastruktur dasar saja, tetapi juga memberikan kredit mikro dalam rangka penanggulangan kemiskinan, “Seperti pemerintah kan punya Program Keluarga Harapan (PKH), rastra, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), tetapi ada juga Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ya seperti itu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×