Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ekonom BNI Ryan Kiryanto memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan kembali suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 bps lagi hingga akhir tahun. Hal ini untuk mendongkrak pelemahan rupiah yang selama ini terjadi.
"Dalam upaya menguatkan kembali rupiah, BI diperkirakan akan menaikkan kembali BI rate ke arah 7,5%," kata Ryan dalam diskusi di Kementerian Perekonomian Jakarta, Rabu (25/9).
Selama empat bulan terakhir, BI sudah menaikkan BI rate sebesar 150 bps. Namun ternyata dampaknya memang belum signifikan. Hingga sore ini, rupiah berdasarkan kurs Bloomberg, mengalami pelemahan ke posisi Rp 11.488 per dollar AS. Secara bulanan rupiah mengalami kenaikan 0,7% (mtd) dan secara kalender mengalami pelemahan 16,8% (ytd).
Selain mengerek kembali BI rate, pemerintah pun berupaya menguatkan rupiah dengan cara menciptakan sentimen positif ke pasar melalui strategi komunikasi yang efektif dan konstruktif. Di sisi lain, pemerintah juga meredam kepanikan dan kekhawatiran di pasar dengan pernyataan-pernyataan yang menyejukkan dan optimis.
"Bahkan pemerintah dan pemegang kebijakan juga sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang komprehensif dan ramah investor," jelasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Difi A Johansyah mengatakan, BI tidak akan berkomentar soal proyeksi BI rate ke depan. "Soal BI rate, saya tidak akan berkomentar. Lihat saja perkembangannya soal BI rate. Nanti rapat dewan gubernur yang menentukan. Yang jelas kita mengamati semua kondisi yang ada," kata Difi. (Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News