Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berancang-ancang menambah koridor baru busway atawa bus jalur khusus. Tak tanggung-tanggung, Pemprov DKI bakal membangun lima koridor lagi. "Pembangunan tiga koridor akan dimulai pada 2010," kata Kepala Sub Dinas Teknik Lalu Lintas Jalan (TLLJ) Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Muhammad Akbar, kemarin (26/11).
Disain kelima koridor tersebut sudah selesai dikerjakan. Kelima koridor baru tersebut memiliki rute Ciledug-Blok M, Kampung Melayu-Pulo Gebang, Manggarai-UI Depok (Perbatasan Jakarta dengan Depok), Blok M- Kalimalang, serta Tanjung Priok-Pluit. Setiap koridor rata-rata akan memiliki 20 halte.
Dengan tambahan lima jalur baru ini, total koridor busway akan mencapai 15 koridor. Lima koridor baru itu tak dibangun sekaligus. Pemprov DKI akan memprioritaskan pembangunan tiga koridor dulu pada 2010. Sementara pembangunan dua koridor lainnya masih samar.
Sayangnya Akbar masih merahasiakan tiga koridor yang menjadi prioritas tersebut. "Kami masih harus menunggu persetujuan DPRD DKI Jakarta. Yang jelas kami sudah mengajukan anggaran untuk pembangunan koridor baru," tuturnya.
Fokus ke perbaikan
Sepanjang tahun depan, Dinas Perhubungan DKI akan fokus memperbaiki jalur busway yang sudah ada. Termasuk mulai mengoperasikan koridor VIII, IX dan X. "Banyak sorotan kurang bagus terutama soal kinerja," jelas Akbar.
Penyebab utama tertunda-tundanya pengoperasian busway koridor VIII, IX, dan X adalah pengadaan armada. "Jalan, lajur, halte, dan fasilitas infrastruktur yang merupakan tugas kami sudah tersedia. Namun masalah pengadaan bus merupakan urusan Badan Layanan Umum (BLU)," kilah Akbar.
Kepala Sub Dinas Bina Usaha Angkutan Dishub DKI Jakarta Henda Sunugroho berharap proses pengadaan bus bisa tuntas sesegera mungkin. "Kami targetkan, busway koridor VIII hingga X sudah beroperasi pertengahan 2009," ungkapnya.
Henda menambahkan bus reguler yang jalurnya termakan jalur busway koridor VIII sampai X bisa ikut menjadi pengelola busway dengan membentuk konsorsium. "Tapi, perusahaan otobus (PO) yang bisa masuk ke konsorsium adalah pemilik rute dengan tingkat persinggungan di atas 50%," ujarnya.
Pengamat Manajemen Perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriyatna menilai positif atas rencana Pemprov menambah koridor busway. "Silakan saja, Pemprov DKI membangun koridor baru. Asal, pembangunan koridor baru dibarengi pula dengan pengadaan bus yang cepat. Jadi bisa langsung beroperasi," paparnya.
Yayat melihat selama ini proses pengadaan bus untuk jalur busway selalu kalah cepat dengan pembangunan jalur busway. Akibatnya, operasional jalur busway selalu molor dari jadwal. "Lihat saja kasus pengadaan bus di koridor VIII sampai X yang tak kunjung tuntas sampai sekarang," imbuhnya. Ia juga meminta Pemprov benar-benar merencanakan pembangunan lebih matang sehingga proses pembangunan tak serampangan dan memacetkan jalan raya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News