kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ditemukan 48 Kasus Subvarian XBB dan XBB1, Kemenkes Minta Masyarakat Segera Booster


Jumat, 11 November 2022 / 10:38 WIB
Ditemukan 48 Kasus Subvarian XBB dan XBB1, Kemenkes Minta Masyarakat Segera Booster
ILUSTRASI. Terdapat 48 subvarian XBB maupun XBB1 yang ditemukan dari pemeriksaan pemantauan whole genome squencing (WGS). Tribunnews/Jeprima


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, terdapat 48 subvarian XBB maupun XBB1 yang ditemukan dari pemeriksaan pemantauan whole genome squencing (WGS) yang berasal dari DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Barat.

Adapun per 9 November 2022 ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 6.186 kasus. 

"Per 9 November kita mencatat rata-rata harian dalam satu minggu ada 30 provinsi mengalami peningkatan kasus, dan 4 provinsi mengalami penurunan kasus, dan kasus kemarin yang konfirmasi sebanyak 6.186," ujar Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril dalam keterangan tertulis, Jumat (11/11).

Dalam satu minggu ini kasus konfirmasi mengalami peningkatan sebanyak 47,24%. Sampai saat ini masih mendominasi subvarian BA.4 dan BA.5. Subvarian XBB sudah mulai tampak di pertengahan Oktober.

Baca Juga: Subvarian Omicron XBB Merebak, Apakah Vaksin Booster Sudah Cukup?

Dengan tambahan tersebut, jumlah total kasus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 hingga kemarin Kamis (9/11) menjadi 6.537.907 kasus.

Kemudian, tren perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit sejak Oktober 2022 sampai dengan 8 November 2022 ada 4.896 pasien. Dimana sebanyak 5% atau 133 pasien di antaranya dirawat di ruang ICU, sementara 95% atau 4.763 pasien dirawat di ruang isolasi.

"Data-data ini harus menjadi perhatian kita agar masyarakat bisa mencegah untuk tidak jatuh sakit atau masuk rumah sakit, kelompok pasien dengan gejala sedang, berat dan kritis adalah mereka yang belum pernah divaksin, dan lansia adalah kelompok dengan kematian tertinggi” jelas Syahril.

Syahril menjelaskan, rencana strategis yang dilakukan dengan adanya kenaikan kasus ini yaitu mendorong percepatan WGS, sehingga diketahui proporsi varian virus Covid-19 di Indonesia saat ini.

Baca Juga: Kasus Covid-19, Ini 5 Provinsi dengan Keterisian Rumah Sakit Tertinggi

Selanjutnya mendorong pemerintah propinsi dan Kabupaten/kota untuk meningkatkan testing dan tracing melalui pemeriksaan PCR dan masyarakat bila hasil positif dan tidak bergejala/gejala ringan diminta untuk segera isolasi agar penularan dapat dikendalikan.

Ia juga menyebut masyarakat yang melakukan isolasi mandiri dapat memanfaatkan layanan telemedicine untuk mendapatkan pengobatan dan konsultasi kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×