Reporter: Issa Almawadi | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) meminta pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dapat melanjutkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sebab konsep program ini dinilai cukup bagus untuk membantu pembiayaan bagi pengusaha pemula.
"Kami melihat konsep KUR ini bagus. Ada baiknya dipertahankan peninggalan Presiden SBY ini," kata Ketua Umum HIPMI Jakarta, Rama Datau, Selasa (14/10).
Menurutnya hingga Agustus 2014 ini, sebanyak tujuh bank nasional telah menyalurkan KUR senilai Rp 149,36 triliun atau tumbuh 31,75% (yoy). Ketujuh bank tersebut yakni BNI, BRI, Bank Mandiri, BTN, Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah. Pada 2913, penyaluran KUR mencapai Rp 113,36 triliun.
Rama menilai, KUR memiliki daya penetrasi penyaluran kredit yang efektif kepada pengusaha pemula dan tidak bankable. Keberhasilan program ini juga telah mengantarkan nasabahnya menjadi bankable dan layak memperoleh kredit komersil.
Rama mencontohkan, sebanyak 942.763 nasabah KUR hasil binaan BRI telah berhasil hijrah ke kredit komersil sejak program ini diluncurkan pada tahun 2007. "Hampir satu juta nasabah yang sebelumnya tidak bankable jadi bankable. Nasabah-nasabah ini sudah lolos ke fase berikut, yakni ke kredit komersil," ujar Rama.
Oleh sebab itu HIPMI meminta agar program ini dapat dilanjutkan, namun dengan perbaikan. "Misalnya, akuisisi nasabah harus benar-benar merupakan pengusaha pemula dan tidak bankable. Jangan sampai KUR jatuh ke mereka yang sudah punya aset dijaminkan," papar Rama.
Selain itu, pemerintah perlu menambah bank penyalur KUR agar akses KUR ini semakin luas dan terjangkau pelaku usaha mikro. Program KUR merupakan salah satu program pembiayaan lunak yang diluncurkan oleh pemerintahan SBY pada 2007. Program ini telah menjangkau pelaku-pelaku usaha mikro di seluruh Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News