Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Realisasi investasi pada 2024 diprediksi tidak akan mulus. Penyebabnya ini sering kali dikaitkan karena tahun ini adalah tahun politik atau ada momentum pemilihan umum (pemilu) serentak.
Biasanya pengusaha cenderung wait and see terkait keputusan investasinya, karena dikhawatirkan perekonomian akan terganggu karena ketegangan pemilu, juga menunggu kebijakan presiden di periode selanjutnya.
Baca Juga: Lebih Semarak, Simak Preferensi Investor untuk Obligasi Korporasi di 2024
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan mengakui, memang untuk menarik investasi tahun ini tidaklah mudah.
Meski begitu, Ia mengungkapkan sektor perdagangan dan jasa masih akan diminati karena investasi disektor tersebut cenderung aman.
“Biasanya karena resikonya kecil adalah sekor perdagangan atau jasa. Sementara di sektor manufaktur risikonya besar. Termasuk mesin-mesin, dan bangun pabrik. Kalau situasi tidak diinginkan risikonya luar biasa.,” tutur Nurul kepada Kontan.co.id, Senin (8/1).
Baca Juga: Kementerian Investasi Telah Terbitkan 7 Juta NIB lewat OSS Sepanjang 2023
Nurul menjelaskan, jika menelisik ke belakang, sebenarnya investor bukan membatalkan investasinya, tetapi biasanya investor hanya menunda seraya melihat situasi perpolitikan yang sedang berlangsung.
Jika situasi politik aman, investor akan merealisasikan investasinya setidaknya pada tahun depan, setelah pemerintahan baru mulai berjalan.
“Menurut saya walaupun ada keraguan itu terkait dengan investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Karena ternyata ada salah satu dari paslon (cawapres) yang meragukan IKN atau nggak setuju,” ungkapnya.
Meski demikian, Nurul melanjutkan, investasi di Indonesia sebagaimana yang sudah diketahui, sebagian besar bukan tertarik ke IKN, tetapi ke sektor lain.
“Dan kita merasa masih punya keunggulan karena sebagian ketertarikan investor karena dua hal. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kaya, dan marketnya ada,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News