kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di Tahun Politik, Sektor Perdagangan atau Jasa Dinilai Aman untuk Berinvestasi


Senin, 08 Januari 2024 / 21:20 WIB
Di Tahun Politik, Sektor Perdagangan atau Jasa Dinilai Aman untuk Berinvestasi
ILUSTRASI. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan usai CEO Insight Kompas di Jakarta (23/10/2023).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Realisasi investasi pada 2024 diprediksi tidak akan mulus. Penyebabnya ini sering kali dikaitkan karena tahun ini adalah tahun politik atau ada momentum pemilihan umum (pemilu) serentak.

Biasanya pengusaha cenderung wait and see terkait keputusan investasinya, karena dikhawatirkan perekonomian akan terganggu karena ketegangan pemilu, juga menunggu kebijakan presiden di periode selanjutnya.

Baca Juga: Lebih Semarak, Simak Preferensi Investor untuk Obligasi Korporasi di 2024

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan mengakui, memang untuk menarik investasi tahun ini tidaklah mudah.

Meski begitu, Ia mengungkapkan sektor perdagangan dan jasa masih akan diminati karena investasi disektor tersebut cenderung aman.

“Biasanya karena resikonya kecil adalah sekor  perdagangan atau jasa. Sementara di sektor manufaktur risikonya besar. Termasuk mesin-mesin, dan bangun pabrik. Kalau situasi tidak diinginkan risikonya luar biasa.,” tutur Nurul kepada Kontan.co.id, Senin (8/1).

Baca Juga: Kementerian Investasi Telah Terbitkan 7 Juta NIB lewat OSS Sepanjang 2023

Nurul menjelaskan, jika menelisik ke belakang, sebenarnya investor bukan membatalkan investasinya, tetapi biasanya investor hanya menunda seraya melihat situasi perpolitikan yang sedang berlangsung.

Jika situasi politik aman, investor akan merealisasikan investasinya setidaknya pada tahun depan, setelah pemerintahan baru mulai berjalan.

“Menurut saya walaupun ada keraguan itu terkait dengan investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Karena ternyata ada salah satu dari paslon (cawapres) yang meragukan IKN atau nggak setuju,” ungkapnya.

Meski demikian, Nurul melanjutkan, investasi di Indonesia sebagaimana yang sudah diketahui, sebagian besar bukan tertarik ke IKN, tetapi ke sektor lain.

“Dan kita merasa masih punya keunggulan karena sebagian ketertarikan investor karena dua hal. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kaya, dan marketnya ada,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×