Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi defisit neraca dagang masih akan terus berlangsung. Setidaknya sampai hari Lebaran usai.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan dorongan konsumsi domestik menjelang puasa tinggi. Peningkatan konsumsi yang memicu aktivitas impor pun sudah mulai terlihat pada data April 2014.
Data impor non migas April 2014 mencatat sebesar US$ 12,56 miliar. Pada bulan Maret sebelumnya impor non migas sebesar US$ 10,53 miliar.
Dalam impor non migas tersebut, barang konsumsi mencatat peningkatan. Apabila pada bulan Maret 2014 tercatat US$ 1,08 miliar, maka pada bulan April 2014 naik menjadi US$ 1,13 miliar.
"Mungkin agak berat neraca dagang untuk surplus karena kita ke depan menunggu lebaran lewat. Kalau tidak ada apa-apa (neraca dagang bisa surplus) yah Agustus, kecuali kalau kita bisa mendorong ekspor dengan bagus," ujar Sasmito yang dijumpai usai konferensi pers BPS di Jakarta, Senin (2/6).
Apalagi tahun ini, ungkap Sasmito, ada faktor pemilihan umum (pemilu) yang juga akan membuat aktivitas impor naik. Kalau kebutuhan pemilu tidak cukup dari dalam negeri, tentu memerlukan impor.
Sebagai informasi, neraca dagang pada bulan April mencatat defisit sebesar US$ 1,96 miliar. Data BPS menyebutkan, ekspor pada bulan April sebesar US$ 14,29 miliar atau turun 5,29% dibanding bulan sebelumnya. Untuk impornya sendiri melonjak 11,93% menjadi US$ 16,26 miliar dibanding bulan Maret 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News