kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,84   -10,68   -1.14%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Defisit fikal yang memburuk bisa mengancam sektor pangan nasional


Kamis, 27 Mei 2021 / 23:05 WIB
Defisit fikal yang memburuk bisa mengancam sektor pangan nasional
ILUSTRASI. Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor manufaktur yang masih mampu tumbuh positif pada triwulan II tahun 2020


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Sektor pangan berbasis pertanian (agri-food) merupakan pilar utama perekonomian nasional di Indonesia. Menyumbang lebih dari sepertiga total produk domestik bruto. 

Laporan Oxford Economics mengungkapkan, meskipun sektor ini dapat menjadi penggerak utama bagi pemulihan ekonomi Indonesia pasca Covid-19, di saat yang sama sektor tersebut paling rentan terhadap gangguan di kawasan Asia Tenggara. Meliputi risiko penawaran dan permintaan, risiko kebijakan fiskal, serta pandemi yang tak kunjung usai. 

Matriks dari laporan Economic Recovery menempatkan Indonesia dengan risiko pemulihan tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Bagaimana Indonesia  sangat bergantung kepada sektor pariwisata untuk memulihkan kembali industri pangannya.

Menanggapi temuan tersebut, Adhi Siswaya Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) mengatakan,  sektor pariwisata berkontribusi terhadap 8,8% dari total konsumsi pangan di Indonesia. Namun, mengingat pariwisata internasional masih terus dikelilingi oleh ketidakpastian. 

Maka, industri agri-food perlu bekerja sama dengan pemerintah untuk mengidentifikasi caracara lain agar mampu berkembang di era kenormalan baru saat ini. “Defisit fiskal yang terus memburuk yang dapat berpotensi menciptakan tekanan biaya pada rantai pasokan makanan. Sehingga pada akhirnya dapat berdampak pada sektor pangan nasional. Sektor publik dan swasta harus bekerja sama untuk menopang dan mengangkat industri ini, serta memastikan terus terdorongnya peluang-peluang kerja,” kata Lukman, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (27/5). 

Direktur Eksekutif Food Industry Asia (FIA), Matt Kovac, mengatakan, berbagai tantangan substansial jangka pendek dan panjang yang dihadapi oleh sektor agri-food di Indonesia. “Dan penting bagi para pembuat kebijakan untuk menyadari dan mengatasi risiko-risiko tersebut, mengingat besarnya skala kontribusi sektor ini terhadap lapangan pekerjaan dan PDB Indonesia,” kata Kovac.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×